Rabu 27 Sep 2023 08:40 WIB

Ternyata Tentara Muslim Bantu Prancis Taklukkan Jerman pada Perang Dunia II

Prajurit tersebut diambil dari umat Muslim di wilayah jajahan Prancis.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Makam serdadu Muslim di Notre Dame de Lorette dengan batu nisan menghadap Kiblat. Di atasnya tertulis kalimat
Foto:

Tim Maroko yang ikut serta dalam pertempuran sengit tersebut tak henti-hentinya mendapat pujian, terutama batalion kedua yang terdiri dari barisan bagal. Jenderal Jerman Keyserling bahkan memuji tentara Muslim Maroko.

"Orang-orang Maroko bertempur dengan sengit, dan memanfaatkan setiap posisi yang berhasil dengan memobilisasi kekuatan secara besar-besaran sebelum mengerahkan mereka ke daerah-daerah yang lemah," kata Jenderal Jerman Keyserling.

Selama berbulan-bulan, Amerika dan Inggris mengejek divisi militer Afrika Utara, yang menggunakan hewan keledai untuk mengangkut senjata dan tentara, sesuai dengan medan perang yang dilewati. Tetapi tentara Amerika sendiri malah tumbang karena upaya Amerika yang dipimpin oleh Jenderal Clark untuk melancarkan serangan langsung ke garis pertahanan dengan tank gagal total.

Dengan menggunakan Angkatan Udara Kerajaan Inggris, Prancis menerobos masuk dengan hewan-hewan tersebut. Melintasi pegunungan dan lembah. Keberhasilan inilah yang mendorong Amerika dan Inggris untuk mengakuinya dengan menyatakan: "Tentara Angkatan Udara Mule mencapai apa yang tidak dapat dicapai oleh Angkatan Udara Kerajaan dan apa yang tidak dapat dicapai oleh tank Jenderal Mark Clark."

Tentara dari negara-negara Muslim di Afrika utara memberikan kontribusi besar dalam meruntuhkan benteng pertahanan Gustav Jerman. Mereka meninggalkan pemakaman Islam di kota Finfaro, yang masih berdiri hingga saat ini. Pemakaman ini terletak di antara Cassino dan Napoli. Berisi jenazah sekitar 5.000 orang dari Aljazair, Tunisia, dan Maroko.

Catatan Prancis mengonfirmasi jumlah Muslim di Afrika Utara dan wilayah lain di Afrika yang tewas dalam pertempuran yang dilakukan Prancis selama satu abad penuh, termasuk Perang Dunia I, meningkat menjadi 100 ribu orang.

Adapun ribuan orang hilang, yang kemungkinan besar dibakar sampai mati dengan gas dan penyembur api, atau ditangkap di pusat penahanan Nazi. Tidak ada jejak yang ditemukan. Seolah mereka tidak pernah ada atau tidak ada apa-apanya dalam perang itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement