REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Syair Berzanji adalah sebuah syair panjang yang merayakan kehidupan dan sifat-sifat mulia Nabi Muhammad SAW dalam tradisi Islam. Syair ini sering dibaca dalam berbagai acara dan perayaan keagamaan dalam budaya Melayu dan Muslim di berbagai negara.
Kitab Berzanji ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah SAW dan meningkatkan gairah umat Islam dalam memegang teguh ajaran Islam.
Dalam kitab itu riwayat Nabi SAW dituliskan dengan bahasa yang indah dalam bentuk puisi dan prosa, serta kisah yang sangat menarik.
Di berbagai belahan dunia Islam, syair Berzanji lazimnya dibacakan dalam momentum memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad atau Maulid Nabi, termasuk di Indonesia.
Dengan mengingat riwayat sang Nabi, seraya memanjatkan sholawat serta salam untuknya, umat ISlam berharap mendapatkan berkah keselamatan, kesejahteraan, dan ketenteraman.
Di Indonesia, tak lazim pula syair Berzanji didendangkan dalam bentuk standing ovation saat menyambut bayi yang baru lahir dan menyukur rambutnya.
Dalam buku “Maulid Berzanji”, Ustadz M Syukron Maksum menjelaskan, pada perkembangan berikutnya, pembacaan Berzanji juga dilakukan di berbagai kesempatan sebagai sebuah pengharapan untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik. Misalnya:
1. Pada saat kelahiran bayi
2. Upacara pemberian nama
3. Mencukur rambut bayi
4. Aqiqah
5. Khitanan
6. Pernikahan
7. Syukuran
8. Kematian (haul)
9. Orang yang berangkat haji dan selama berada di Tanah Suci.
Ada juga yang membaca Berzanji di berbagai kegiatan keagamaan, seperti penampilan kesenian hadrah, pengumuman hasil berbagai lomba, dan lain-lain, dan puncaknya adalah mauidhah hasanah dari para mubaligh dan dai.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
