Selasa 26 Sep 2023 18:25 WIB

5 Susah Payah Nabi Muhammad Menerima Wahyu

Nabi Muhammad bersusah payah mendakwahkan wahyu Allah kepada manusia.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi berdzikir membaca shalawat untuk Nabi Muhammad.
Foto:

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Musa bin Abi Aisyah, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas tentang firman Allah Ta'ala: “(Janganlah engkau gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat ingin (menguasainya)”. Ibnu 'Abbas berkata: "Dahulu Rasulullah ﷺ bilamana menghadapi wahyu (Al-Qur’an) yang turun kepadanya, beliau sangat kewalahan nan kesullitan. Di antaranya, beliau kerapkali menggerak-gerakkan kedua bibirnya”. Ibnu 'Abbas melanjutkan: "Aku akan menggerakkan kedua bibirku (untuk membacakannya) kepada kalian sebagaimana Rasulullah ﷺ melakukannya." Sa'id berkata: "Dan aku akan menggerakkan kedua bibirku (untuk membacakannya) sebagaimana aku melihat Ibnu 'Abbas melakukannya. “Maka di saat Nabi ﷺ menggerakkan kedua bibirnya, turunlah firman Allah Ta'ala: “(Janganlah engkau gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan membuatmu pandai membacanya)." Maksudnya, Allah mengumpulkannya di dalam dadamu (untuk dihafalkan) dan kemudian engkau dapat membacanya. "(Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaan tersebut)." Maksudnya, Dengarkan dan diamlah! Kemudian Allah Ta'ala berfirman: "(Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya)”. Maksudnya, Dan Kewajiban Kamilah untuk menjelaskan, (sehingga engkau dapat membacanya tanpa kesalahan). Maka Rasulullah ﷺ sejak saat itu bila Jibril 'Alaihissalam datang kepadanya, beliau mendengarkannya. Dan Ketika Jibril 'Alaihissalam telah pergi, maka beliau ﷺ dapat membacanya sebagaimana Jibril 'Alaihissalam membacanya. (HR. Bukhari nomor 5 dalam Fathul Bari) 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement