Senin 25 Sep 2023 09:28 WIB

Pemicu Utama Pembunuhan Pertama Kali di Muka Bumi yang Ancamannya Tetap Abadi Hingga Kini

Pembunuhan perdana terjadi di antara dua anak Adam Qabil dan Habil

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Pembunuhan (Ilustrasi). Pembunuhan perdana terjadi di antara dua anak Adam Qabil dan Habil
Foto: pixabay
Pembunuhan (Ilustrasi). Pembunuhan perdana terjadi di antara dua anak Adam Qabil dan Habil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anak Nabi Adam alaihissalam, Qabil membunuh saudaranya Habil karena merasa iri hati, dengki atau hasad. 

 

Baca Juga

Inti dari kisah Qabil dan Habil adalah soal kedengkian (hasad). Hasad adalah kebencian terhadap nikmat yang didapat oleh orang lain, dan berusaha melenyapkan kenikmatan itu.  

 

Hasad adalah sifat buruk yang sudah lama bersemayam dalam diri manusia. Bahkan, hasad itu merupakan bagian dari penciptaan manusia, atau dengan kata lain, telah menjadi tabiat manusia, seperti dapat kita lihat dari kisah Alquran tentang Qabil dan Habil. 

 

Hanya mereka yang beriman dengan benar yang dapat mengubur kedengkian. Alquran dalam banyak ayatnya berulang kali memperingatkan manusia akan bahaya dengki. 

 

Dilansir dari Buku Kisah Para Nabi Pra Ibrahim Dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dijelaskan bahwa hasad dapat menjerumuskan manusia kepada kesombongan dan sikap-sikap rendah lainnya, serta penolakan atas kebenaran. Ayat-ayat ini misalnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

 

وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِكُمْ كُفَّارًاۚ حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مِّنْۢ  بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۚ فَاعْفُوْا وَاصْفَحُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 

 

"Banyak di antara Ahlul Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman menjadi kafir kembali karena rasa dengki dalam diri mereka setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka, maafkanlah (biarkanlah) dan berlapang dadalah (berpalinglah dari mereka) sehingga Allah memberikan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS Al-Baqarah Ayat 109). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

 

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ

 

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh) dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS Al-Falaq ayat 1-5) 

 

Beberapa hadits juga mengisyaratkan pentingnya orang tidak mendengki. Rasulullah bersabda: 

 

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

 

"Jauhilah prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah perkataan yang paling dusta. Janganlah pula kalian saling memata-matai, mencari-cari kesalahan, mengunggulkan diri, mendengki, membenci, dan memalingkan muka satu dengan lainnya. Jadilah kalian semua, wahai hamba-hamba Allah, bersaudara satu sama lain.” (HR al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) 

 

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga mengingatkan agar menjauhi hasad sebagai berikut: 

 

 إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّرُ الْحَطَبَ  “Jauhilah sifat dengki, karena sesungguhnya kedengkian itu menghanguskan kebaikan-kebaikan seperti api menghanguskan kayu bakar.” (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah) 

 

Orang yang memiliki sifat hasad atau dengki (iri hati) akan tersiksa oleh hasadnya sendiri. Ia merasa dongkol, geram, dan ingin merusak, padahal tidak ada orang lain yang berbuat salah kepadanya.  

 

Hasad juga mendorong pengidapnya berbuat mungkar, seperti Qabil yang membunuh saudaranya, Habil. Di sisi yang lain, orang yang menjadi sasaran hasad juga terancam bahaya. Karena itulah Allah mengajari manusia untuk berlindung kepada-Nya dari bahaya pendengki yang sedang menghasud. (QS al-Falaq Ayat 5). 

Baca juga: Temuan Peneliti Amerika Serikat dan NASA Ini Buktikan Kebenaran Alquran tentang Kaum Ad

 

 

Pelajaran lain yang dapat dipetik dari kisah Habil dan Qabil adalah kesediaan berqurban. Berqurban adalah perbuatan yang diperintahkan Allah SWT kepada manusia. 

 

Dalam berqurban tertanam nilai keikhlasan. Manusia diperintahkan berkurban sebagai ujian ketaatan dan keikhlasan menjalankan perintah Allah SWT. Kurban yang tidak disertai keikhlasan dan ketakwaan pekurban kepada Allah SWT tidak akan diterima oleh-Nya.  

 

Ketakwaan dan keikhlasanlah yang mengantarkan kurban sampai ke hadirat Allah SWT. Berkurban dengan motif selain itu, misalnya berkurban untuk mencari pujian dari orang lain, hanya mengantar pekurban untuk mendapat pujian dari manusia semata, tidak dari Allah SWT.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement