Kamis 21 Sep 2023 16:53 WIB

Tiga Manfaat Merayakan Maulid Nabi Muhammad

Ada keutamaan dari merayakan maulid Nabi Muhammad.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, ilustrasi
Foto: Tahta/Republika
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,

 

Baca Juga

JAKARTA -- Maulid Nabi adalah perayaan yang diperingati oleh umat Islam untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini biasanya jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Islam, yang merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Pendakwah milenial dan penulis, Habib Husein Ja’far Al Hadar mengungkapkan tiga manfaat umat Islam dalam merayakan Maulid Nabi. Pertama, menurut dia, Maulid Nabi akan meningkatkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

“Pertama, mengecas spiritualitas kita untuk meningkatkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad, yang kedua mengecas intelektualisasi kita untuk memahami sosok Nabi Muhammad secara historiografi dan lain sebagainya,” ujar Habib Ja’far saat ditemui Republika.co.id di sela-sela acara Munas Alim Ulama NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (19/9/2023).

Selain itu, menurut Habib Ja’far, perayaan Maulid Nabi juga akan menambah semangat umat Islam untuk menjalankan akhlak dan ajaran yang Rasulullah SAW.

“Yang ketiga mengecas lahiriyah kita untuk kemudian bisa menjalankan akhlak, ajaran dan segala sesuatu yang sifatnya hukum yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, keteladanan yang diajarkan beliau,” ucap lulusan Aqidah dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Puncak peringatan Maulid Nabi 2023 akan jatuh pada Kamis (28/9/2023) mendatang. Namun, biasanya peringatan Maulid Nabi di Indonesia bisa berlangsung hingga sebulan, yakni selama bulan Rabiul Awal tahun Hijriah.

Dalam merayakan Maulid Nabi ada variasi di kalangan umat Islam. Sebagian merayakannya dengan mengadakan acara sholawatan, ceramah agama, dan membaca sirah Nabi Muhammad SAW, sementara yang lain mungkin merayakannya dengan kegiatan sosial dan berbagi makanan.

Habib Ja’far mengatakan, umat Islam bebas dalam mengekspresikan peringatan Maulid Nabi. Namun, pada dasarnya, umat Islam harus merayakan hari lahir Nabi tersebut dengan gembira. Menurut dia, di dalam Alquran juga telah dijelaskan, “Qul bifadhlillahi wabirohmatihi wabidzalika falyafrohu“, yang artinya , “Katatakanlah, dengan rahmat Allah SWT, maka berbagahialah kalian semua” .

“Dasarnya adalah bergembira secara positif dalam konteks mengingat, menghormati apa yang datang dari Nabi Muhammad yang semua itu bernilai keteladanan dan Sunnah kepada kita. Bentuknya apa? terserah ekspresinya,” ucap Habib Ja’far.

Dia pun merasa senang dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad di Indonesia. Karena, menurut dia, Maulid Nabi di Indonesia adalah peringatan terlengkap.  “Misalnya kalau di Afghanistan itu dengan berbagi makanan, kemudian di beberapa negara lain itu dengan sholawatan. Nah di Indonesia itu semuanya masuk, jadi sholawatan iya, makan-makan iya, bahkan baca puisi juga iya di Indonesia,” kata dia.

Jadi, tambah dia, peringatan Maulid Nabi adalah momen penting bagi umat Islam. Hanya saja, umat Islam memiliki cara yang berbeda dalam merayakannya.

“Dan saya rasa semua sepakat bahwa maulid nabi itu adalah satu momentum yang penting, tinggal kemudian bagaimana ekspresinya, beda ormas beda ekspresi, beda kelompok beda ekspresi, bahkan beda wilayah beda ekspresi antara satu wilayah dengan yang lain,” jelas Habib Ja’far.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement