Kamis 21 Sep 2023 00:13 WIB

Mengapa Nabi Muhammad tidak Diciptakan Pertama Kali?

Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir dalam pandangan Islam.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi ribuan orang mengumandangkan shalawat untuk Nabi Muhammad.
Foto:

Gus Enha menuturkan, prosesi risalah kenabian tersebut telah by design semua, mulai dari nabi Adam sampai kepada nabi Muhammad yang bisa mencapai kebersatuan visi tauhid. Menurut dia, penegasan konsep risalah ini pun telah disampaikan melalui ayat berikut, di mana Allah SWT berfirman, 

اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ

Artinya: “… Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu …” (QS Al Maidah ayat 3). 

“Jadi, kalau orang bertanya kenapa Nabi Muhammad tidak diawal? By design secara spiritual Nabi Muhammad justru memulai secara ruhiyah peletakan dasar-dasar konsep risalah secara umum,” ucap Gus Enha. 

Dalam mendesain semua itu, menurut dia, Allah SWT tentu memiliki maksud untuk menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai manusia sempurna atau Insanul Kamil. “Dari mana kita mengatahuinya? Ini juga yang menjadi jawaban Nabi Adam ketika dalam pertaubatannya itu menyebut nama Nabi Muhammad,” kata Gus Enha. 

Saat itu Allah kemudian bertanya kepada Nabi Adam dari mana ia mengetahui bahwa Muhammad adalah orang yang mempunyai nilai kemuliaan di sisi-Nya. Lalu, menurut Gus Enha, Nabi Nabi Adam menjawab 

“Karena di pintu surga aku (Nabi Adam) melihat ada nama yang bersanding dengan nama-Mu, dan aku yakini nama yang bersanding itu adalah sosok yang memiliki kemuliaan di sisi-Mu, dialah Muhammad SAW.”

“Jadi, dalam perspektif spiritual itu, keberadaan Nabi Muhammad telah mengawali seluruh proses risalah ini,” jelas Gus Enha.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa nilai ruhiyah lebih utama dibandingkan nilai materi atau nilai insaniyah. Menurut Gus Enha, nilai ruhiyah Nabi Muhammad itulah yang kemudian memancar pada program-program dakwah mulai dari Nabi Adam sampai kepada fase kesempurnaan.

“Nah, fase stabilitasnya itu dari pertumbuhan alam tadi adalah pada fase ketika nabi Muhammad kemudian dilahirkan,” ujar pengasuh Pesantren Motivasi Indonesia (PMI) ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement