Selasa 19 Sep 2023 10:49 WIB

Ibu yang Dibuang, Raden Patah, Majapahit, Demak, dan Islamisasi Jawa

Raden Patah dan para sunan berperan besar mengislamkan Tanah Jawa.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
Wisatawan beristirahat di Masjid Agung Demak, Jawa Tengah, Kamis (31/3/2022).
Foto:

Orang-orang dari Majapahit yang telah memeluk Islam memilih mengikuti Raden Patah untuk membahas alas Glagah yang kemudian menjadi Bintoro Demak. Meski begitu Bintoro Demak masih berstatus di bawah kendali Majapahit hingga  keruntuhannya.

Kerajaan Islam Demak

Pada tahun 1400 C/1478 M, kerajaan Majapahit luluh lantak diserbu oleh Dyah Ranawijaya Girindrawardhana dari Kediri. Majapahit terbakar selama 3 hari 3 malam. Istana Manguntur, tempat kediaman Prabu Kertabhumi Brawijaya V hangus beserta ratusan ribu rakyat Majapahit.  

"Sirna ilang Kerthaning Bhumi Sunya Nora Yuganing Wang (hilang sudah maharaja kertabhumi, kosong melompong tidak ada anak manusia) itulah candrasengkala yang ada, menandai tahun 1400 C . Tahun itu, Raden Fatah sudah menduduki posisi sebagai pecat-thanda (wakil Adipati) di kadipaten Demak dengan kedudukan di Bintoro dan kemudian naik menjadi Adipati Bintoro,"( Sufisme Syekh Siti Jenar karya KH. Muhammad Sholikhin Media Pressindo 2014, halaman 117) 

Pada tahun 1420 C /1498 M, Girindrawardhana dibunuh oleh anak patihnya sendiri yaitu Raden Udara yang kemudian merebut takhta Keling dan Majapahit sekaligus. Akibatnya banyak wilayah-wilayah yang memisahkan diri dari Majapahit, termasuk kadipaten Terung, dekat Kediri, dengan pechat-tanda Raden Kusen, menolak Prabu Udara.  

Karena yang memegang kekuasaan Majapahit bukan lagi trah Raja Brawijaya maka oleh sidang para dewan wali saat itu dipandang sebagai waktu yang tepat untuk memproklamirkan Demak sebagai kesultanan (kerajaan Islam) yang independen. 

Sebab selama ini, Bintaro-Demak adalah sebagai kadipaten di. bawah kekuasaan Majapahit. Lebih-lebih Raden Patah sebagai salah satu keturunan Raja Kertawijaya memang berhak mendapatkan tanah perdikan yang kemudian lokasi yang diberikan adalah alas Bintoro-Demak. 

Untuk mempersiapkan kesultanan itu, maka dalam masa 40 hari sebagai persiapan, dewan wali menunjuk penguasa sementara, yaitu sunan Giri. Setelah masa jabatan 40 hari tersebut, dewan wali sepakat menobatkan Raden Patah sebagai raja pertama kesultanan Demak. Hanya saja kesultanan itu , baru mendapat pengakuan penuh dari daerah-daerah sekitar pada tahun 1500. Maka kebanyakan catatan sejarah menyatakan bahwa Raden Fatah memerintah mulai tahun 1500. Sejak saat itulah, kesultanan Demak didirikan di atas fondasi Islam-Sunni. 

Dengan format syar'i yang ketat di bawah kontrol dewan wali. Selanjutnya pada tahun 1428 C /1506 M, masjid Demak berhasil didirikan, sebagai markas dewan wali, yang dalam sastra Surakarta abad ke-17 disebut sebagai wali Sanga.  

Pada 1513, Demak diserang oleh Adipati Supit Urang sekutu Prabu Udara. Sehingga sejak tahun itu Demak terlibat pertempuran dengan Majapahit. Namun akhirnya peperangan dimenangkan oleh Demak. Selanjutnya pada tahun 1518 Demak dengan kekuatan penuh menyerbu Prabu Udara di Kediri, di mana prabu yang mengklaim diri sebagai Brawijaya tersebut meninggal. (Sufisme Syekh Siti Jenar halaman 118).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement