REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Terlalu banyak makan akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Karena itu Islam mengajarkan pemeluknya agar tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum.
Bahkan selain bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik, terlalu banyak makan dan minum juga dapat membuat hati seorang hamba menjadi mati sehingga sulit untuk menangkap kebaikan dan kebenaran. Lalu seberapa banyak mengkonsumsi makanan yang ideal menurut Islam?
Rasulullah SAW memberikan tuntunan agar umatnya dapat mengatur kadar makan dan minum. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه
“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihkannya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas” (HR At Tirmidzi 2380, Ibnu Majah 3349, Ahmad 4/132 dan lain-lain).
Berlebihan dalam makanan dan minuman serta bermewah-mewahan dalam mengenakan pakaian dapat membuat seseorang terhijab dari kebaikan-kebaikan.
Ajaran agar tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum serta tidak bermewah-mewahan dalam menggunakan pakaian juga disampaikan oleh para nabi sebelum diutusnya Rasulullah SAW.
Nabi Isa menyampaikan kepada para murid agar memperbanyak lapar maksudnya agar memperbanyak berpuasa dan tidak memakai pakaian yang mewah-mewah sehingga sehingga hamba tersebut mudah mendapatkan kebaikan dari Allah SWT.
Baca juga: Dalil Ayat Alquran dan Hadits Ini Tegaskan Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul Terakhir
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW menyebut orang yang kehidupannya bergelimang dengan makanan, yakni semangat hidupnya untuk makan berbagai macam jenis makanan dan menggunakan berbagai jenis pakaian serta banyak bicara adalah sejelek-jeleknya orang.
Karena itu orang-orang yang jahat seperti koruptor, raja yang zalim, bahkan ulama yang mengikuti hawa nafsu atau ulama suu' dapat ditandai dengan banyak dan berlebih-lebihan dalam makan, bermewah-mewahan dalam pakaian dan terlalu banyak berbicara.