Rabu 13 Sep 2023 23:23 WIB

Rasulullah SAW Diutus untuk Menebar Rahmat Alam Semesta, Begini Penjelasannya

Nabi Muhammad SAW menebar kasih sayang untuk semua

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Nabi Muhammad (ilustrasi). Nabi Muhammad SAW menebar kasih sayang untuk semua
Foto: Dok Republika
Nabi Muhammad (ilustrasi). Nabi Muhammad SAW menebar kasih sayang untuk semua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menyambut Rabiul Awal ini, umat Islam dianjurkan untuk banyak-banyak bersyukur kepada Allah SWT yang telah mengutus Nabi Muhammad SAW ke muka bumi ini.  

Tidak lain karena kehadiran Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi seluruh makhluk yang ada di bumi, sebagaimana disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya:

Baca Juga

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiya ayat 107).

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menerangkan surat Al Anbiya ayat 107 bahwa Allah telah menjadikan Muhammad SAW sebagai rahmat bagi semesta alam. Barang siapa yang menerima rahmat dan mensyukuri nikmat ini, niscaya dia akan berbahagia di dunia dan di akhirat. Sedangkan barangsiapa yang menolak dan menentangnya, niscaya dia akan merugi di dunia dan di akhirat.

Dalam menyampaikan dakwahnya, Nabi Muhammad kerap mendapatkan perlakuan kasar, cemoohan, sumpah serapah, diludahi, hingga dilempari batu. Tetapi, tidak satupun dari mereka yang mendapatkan balasan perlakuan kasar dari Nabi saw. Nabi Muhammad justru membalas mereka dengan kelembutan dan kasih sayang.

Misalnya ketika seorang wanita kafir tua yang kerap meludahi beliau, hingga suatu ketika Nabi tidak lagi diludahi dan mencari-cari orang itu. Ternyata wanita tua itu sedang sakit dan justru Nabi SAW adalah orang pertama yang menjenguknya. Kelembutan dan kasih sayang Nabi saw menggetarkan hatinya dan membuat orang kafir itu akhirnya beriman.

Begitupun ketika Nabi SAW dilempari batu oleh penduduk thaif yang menolak dakwah beliau. Dalam keadaan yang berdarah-darah lalu turun malaikat jibril bersama malaikat penjaga gunung, menawarkan balasan untuk penduduk thaif dengan menabrakkan gunung-gunung dan membuat penduduk Thaif binasa. 

Tetapi apa jawaban Rasulullah SAW? Rasul melarangnya karena Rasulullah SAW yakin, anak keturunan mereka akan memeluk Islam. Imam Muslim dalam kitab shahihnya, meriwayatkan sebagai berikut: 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللَّهِ ادْعُ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ. قَالَ: إِنِّينِّيْ لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَة  

Dari Abu Hurairah Ra berkata, “Ya Rasulullah! Sumpahilah orang-orang musyrik itu.”  Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku tidak diutus sebagai orang yang melaknat, aku diutus hanyalah sebagai Rahmat.” (HR Muslim No 2559).

Baca juga: Bersyahadat tanpa Paksaan, Mualaf Julianne Froyseth: Islam Agama yang Rasional

Dalam tafsir Kementerian Agama disebutkan Tujuan Allah mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama Islam bukan untuk membinasakan orang-orang kafir, melainkan untuk menciptakan perdamaian. 

Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, meliputi perlindungan, kedamaian, dan kasih sayang yang diberikan Allah terhadap makhluk-Nya. Baik yang beriman maupun yang tidak beriman, termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement