REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjawab pertanyaan anak-anak tentang Allah memang tidak mudah. Karena, seorang anak biasanya akan membutuhkan jawaban yang konkret agar mudah memahami. Namun, setiap orang tua harus bisa menjelaskannya dengan baik.
Penulis sekaligus Pengasuh Pesantren Putri Darul Huffadh Sulawesi Selatan Sa’diah Lanre Said menjelaskan, salah satu keunikan dunia anak-anak adalah kedekatan mereka dengan imajinasi dan khayalan. Bermain, bercerita, dan berintonasi dengan suara mereka sendiri, seakan memiliki sepermainan yang kasat mata.
“Saat anak bertanya, ‘siapakah Allah?' maka, jawaban orang tua dan guru akan langsung dideskripsikan di dalam pikiran mereka. Semisal kuat seperti Bima, penyayang seperti Putri Salju, baik hati seperti Robin Hood,” jelas Sa’diah seperti dikutip dari bukunya yang berjudul Kenapa Allah Nggak Kelihatan, Ma? terbitan Mizan Pustaka,
Menurut dia, orang tua dan guru dituntut untuk mengedepankan jawaban yang sesuai dengan daya nalar mereka melalui penyampaian yang bijak.
Dia menuturkan, pertanyaan tentang Allah adalah pertanyaan tauhid yang jawabannya dapat menanamkan keimanan yang kuat dalam diri seorang anak. Pertanyaan siapakah Allah mengarah pada jawaban pengesaan-Nya, baik dengan akhlak dan perbuatan maupun hati yang mengimani.
Lalu bagaimana cara menjelaskan jika ada anak yang bertanya Allah itu siapa? Sa’diah memberikan jawaban dengan mencontohkan percakapan dirinya dengan anaknya. Berikut dialognya.
“Allah itu siapa, Ma?” tanya Fayyes, sepulang dari TK, seraya mencopot sepatu dan kaos kakinya.
Lalu, Sa’diah menjelaskan, “Allah adalah nama Tuhan, tempat kita berserah diri, tempat kita meminta dan berdoa.”
“Kalau Allah Maha Kuat, apakah Allah berotot dan bertangan besi seperti Bima Sakti yang ditayangkan di televisi” tanyanya polos.
“Allah Mahakuat, Yes, maksudnya tidak ada yang mengalahkan kekuasaan-Nya. Jadi, Allah tidak seperti Bima karena Dia lebih kuat melebihi makhluk apapun,” jawab Sa’diah.