Senin 11 Sep 2023 17:50 WIB

Gerakan Sholat Meniru Ritual Yudaisme dan Zoroastrianisme? Ini Jawaban Tegas Pakar

Sholat 5 waktu mempunyai sejumlah keutamaan yang agung

Rep: Imas Damayanti / Red: Nashih Nashrullah
Sholat. Ilustrasi. Sholat 5 waktu mempunyai sejumlah keutamaan yang agung
Foto:

Selain itu, kata Syekh Kutty, hal ini juga akan menghalangi para rabi Yahudi dan penganut agama-agama tersebut untuk memeluk Islam. 

Sebaliknya, ada beberapa di antara mereka di Madinah yang bergegas masuk Islam di Madinah. Beberapa bahkan sampai menghapuskan seluruh harta benda mereka untuk kepentingan Islam sebelum mati syahid. 

Syekh Kutty pun menegaskan bahwa sangatlah tidak masuk akal dan menggelikan bagi siapa pun untuk membuat tuduhan bahwa Nabi Muhammad SAW meniru sholat dari Yudaisme dan Zoroastrianisme. 

Dia pun mengutip hadits yang berkaitan mengenai siapa yang mengajari Nabi Muhammad SAW cara sholat. 

Zaid ibn Harithah, salah satu orang yang paling awal masuk Islam (yang merupakan anak angkat Nabi sebelum Allah SWT menghapuskan adopsi), menyatakan bahwa malaikat Jibril datang kepada Nabi pada awal fase pertama panggilan kenabian dan mengajari beliau caranya untuk berwudhu dan Sholat.” (HR Ahmad) 

photo
Infografis Rukun Sholat - (Dok Republika)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

أَمَّنِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام عِنْدَ الْبَيْتِ مَرَّتَيْنِ، فَصَلَّى بِيَ الظُّهْرَ حِينَ زَالَتِ الشَّمْسُ وَكَانَتْ قَدْرَ الشِّرَاكِ، وَصَلَّى بِيَ الْعَصْرَ حِينَ كَانَ ظِلُّهُ مِثْلَهُ، وَصَلَّى بِيَ يَعْنِي الْمَغْرِبَ حِينَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ، وَصَلَّى بِيَ الْعِشَاءَ حِينَ غَابَ الشَّفَقُ، وَصَلَّى بِيَ الْفَجْرَ حِينَ حَرُمَ الطَّعَامُ وَالشَّرَابُ عَلَى الصَّائِمِ، فَلَمَّا كَانَ الْغَدُ صَلَّى بِيَ الظُّهْرَ حِينَ كَانَ ظِلُّهُ مِثْلَهُ، وَصَلَّى بِي الْعَصْرَ حِينَ كَانَ ظِلُّهُ مِثْلَيْهِ، وَصَلَّى بِيَ الْمَغْرِبَ حِينَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ، وَصَلَّى بِيَ الْعِشَاءَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ، وَصَلَّى بِيَ الْفَجْرَ فَأَسْفَرَ

“Jibril ‘alaihis salam telah mengimamiku di sisi Baitullah dua kali. Dia sholat zuhur bersamaku ketika matahari tergelincir (condong) ke barat sepanjang tali sandal, kemudian sholat ashar denganku ketika panjang bayangan suatu benda sama dengannya, lalu sholat maghrib bersamaku ketika orang yang berpuasa berbuka, kemudian sholat Isya bersamaku ketika awan merah telah hilang, dan sholat subuh bersamaku tatkala orang yang berpuasa dilarang makan dan minum. 

Baca juga: Bagaimana Laut Merah Bisa Terbelah oleh Tongkat Nabi Musa? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Besok harinya, dia sholat zuhur bersamaku ketika bayangan suatu benda sama dengannya, lalu sholat ashar bersamaku ketika bayangan suatu benda sepanjang dua kali benda itu, kemudian sholat maghrib bersamaku ketika orang yang berpuasa berbuka, lalu sholat Isya bersamaku hingga sepertiga malam, dan sholat subuh bersamaku ketika waktu pagi mulai bercahaya.” Kemudian Jibril menoleh kapadaku seraya berkata, 

 

يَا مُحَمَّدُ، هَذَا وَقْتُ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِكَ، وَالْوَقْتُ مَا بَيْنَ هَذَيْنِ الْوَقْتَيْنِ “Wahai Muhammad, inilah waktu sholat para Nabi sebelum kamu, dan jarak waktu untuk sholat adalah antara dua waktu ini. (HR Abu Dawud No 393, At-Tirmidzi No 149, dan Ahmad no 3322)       

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement