REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Perbuatan yang sia-sia sesungguhnya banyak terserak di sekeliling manusia. Hanya saja, kemampuan manusia untuk menyadari bahwa perbuatan yang dilakukannya itu sia-sia atau tidak kerap kali diacuhkan. Padahal, agama memerintahkan umat Islam untuk senantiasa menjauhkan diri dari hal yang sia-sia.
Syekh Aidh Al Qarni dalam buku Sentuhan Spiritual menjelaskan mengenai perbuatan yang sia-sia. Menurut beliau, manusia memang diberikan kebebasan untuk melakukan apapun dalam rentang waktu usia yang diberikan Allah, namun berarti kebebasan itu diartikan secara sebebas-bebasnya.
Umumnya, kata Syekh Aidh Al Qarni, perbuatan sia-sia kerap dilakukan oleh para pemuda. Melakukan perbuatan yang sia-sia perlu dihindari, sebab itu akan memicu seorang Muslim untuk menunda-nunda melakukan hal-hal baik. Misalnya, ketika seseorang sudah menyepelekan sholat berjamaah meski memiliki kecukupan waktu dan kesempatan. Hal ini bisa dianggap sepele dan bisa memicu timbulnya peniadaan terhadap hal-hal baik.
Dalam Islam, sholat berjamaah memiliki banyak keutamaan. Sehingga menyepelekannya merupakan hal yang sia-sia. Begitu penting dan berharganya sholat berjamaah bahkan juga dimanfaatkan oleh ulama salafus sholeh yang memerintahkan anak-anaknya untuk membawa dirinya ke masjid setelah mendengar adzan. Padahal kala itu, ulama dalam golongan ini sedang mengalami sakit dan menjemput kematiannya.
Syekh Aidh Al Qarni menjelaskan, orang-orang yang kerap melakukan hal sia-sia biasanya kerap menyia-nyiakan waktu. Umat Muslim harus menyadari bahwa waktu adalah sangat berharga, bukanlah perkara yang murah. Waktu yang lama dan usia yang panjang terkadang kerap disia-siakan oleh kebanyakan orang, terutama di masa muda. Menyia-nyiakan waktu di masa muda dengan permainan berlebih, kesenangan, dan kelalaian menjadi momok menakutkan yang harus dihindari.
Tak hanya itu, Syekh Aidh juga menjabarkan bahwa orang yang kerap melakukan perbuatan sia-sia biasanya tidak peduli pada ilmu agama dan tidak berusaha untuk mencarinya. Di masa muda, kata beliau, adalah masa emas untuk menimba ilmu agama dan mencari sumber-sumber yang tepat dalam belajar agama.
Dengan mempelajari agama, seseorang akan mengenali Allah secara menyeluruh dan dengan itu maka akan takut untuk mendekati kemaksiatan. Maka orang yang tidak peduli pada ilmu agama di masa muda, ia telah menyia-nyiakan diri sebagai pemuda.