REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam buku Nashaihul Ibad mengutip pernyataan imam Hatim Al Asham terkait orang yang mengaku empat hal maka harus dibuktikan dengan empat hal. Imam Hatim Al Asham bernama asli Abu Abdirrahman Hatim ibn Alwan al-Asham.
Diriwayatkan Hatim Al Asham ia berkata, "Siapapun yang mengaku empat hal tanpa adanya bukti empat hal lainnya, maka pengakuannya itu bohong. Yaitu, siapapun yang mengaku cinta kepada Allah tapi tidak mau meninggalkan larangan-Nya, maka pengakuannya itu bohong. Siapapun mengaku cinta kepada Nabi tapi tidak menyukai orang fakir miskin maka pengakuannya itu bohong. Siapapun yang menginginkan surga tapi tidak mau bersedekah maka pernyataannya bohong. Siapapun yang mengaku takut kepada neraka tapi tidak mau meninggalkan perbuatan dosa maka pengakuannya itu juga dusta."
Pertama, orang yang mengaku cinta kepada Allah tapi justru mengerjakan segala yang dilarang Allah, maka pengakuannya itu adalah bohong. Kedua, orang yang mengaku cinta kepada Nabi tapi justru membenci orang yang dicintai Nabi, yaitu fakir miskin maka pengakuannya itu bohong.
Ketiga, orang yang mengaku ingin masuk surga tapi tidak mau bersedekah dengan perkara yang mudah baginya maka pengakuannya itu bohong. Keempat, orang yang takut masuk neraka tapi ia justru senang berbuat dosa maka pengakuannya itu hanyalah dusta.
Rasulullah SAW bersabda, "Neraka itu dipagari dengan hal yang menyenangkan, sedangkan surga dipagari dengan hal yang menjemukan." (HR Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Nabi Muhammad SAW juga menyatakan tidak akan sampai ke surga selain dengan menempuh kesulitan-kesulitannya, dan tidak akan sampai ke neraka selain dengan melakukan keinginan-keinginan syahwatnya. Maka, barang siapa yang dapat menerobos rintangan-rintangannya maka ia akan masuk ke dalamnya.
Dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.