Rabu 06 Sep 2023 15:20 WIB

Sholat Istisqa di Zaman Nabi Muhammad

Nabi Muhammad pertama kali sholat istisqa di Madinah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Sholat Istisqa di Zaman Nabi Muhammad. Foto:   Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad
Foto: Dok Republika
Sholat Istisqa di Zaman Nabi Muhammad. Foto: Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sholat Istisqa adalah sholat yang dilakukan oleh umat Islam ketika mereka mengalami kekeringan atau musim kemarau yang panjang. Tujuan dari sholat Istisqa adalah untuk memohon hujan kepada Allah SWT. Ini adalah salah satu bentuk doa dan upaya umat Islam untuk memohon rahmat Allah dalam mengatasi masalah kekeringan dan kekurangan air.

Sholat Istisqa di zaman Nabi Muhammad SAW sering kali dilakukan sebagai respons terhadap kondisi musim kemarau yang panjang atau kekurangan air. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah dikisahkan,

Baca Juga

خرج النبي صلى الله عليه وسلم يوماً يستسقي فصلى بنا ركعتين بلا أذان ولا إقامة ثم خطبنا ودعا الله عز وجل وحول وجهه نحو القبلة رافعاً يديه ثم قلب ردائه فجعل الأيمن الأيسر والأيسر الأيمن

Artinya: “Nabi Muhammad SAW keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau sholat dua rakaat bersama kita tanpa azdan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah SWT dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang serbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung serbannya (HR. Imam Ahmad).

Dalam wawancara dengan Republika, ahli tafsir Alquran, KH Ahsin Sakho Muhammad menjelaskan, Nabi Muhammad SAW pertama kali melakukan sholat Istisqa saat berada di Madinah. Menurut dia, sholat istisqa pernah beberapa kali dilakukan selama masa hidup Nabi. Pernah juga Nabi mengumpulkan para sahabat dan penduduk Madinah untuk sholat Istisqa.

Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan pentingnya tawakal (percaya sepenuhnya kepada Allah) dalam melaksanakan sholat Istisqa. Jika Allah menghendaki, hujan akan turun sebagai rahmat-Nya.

Waktu pelaksanaan sholat Istisqa adalah di siang hari. Para ulama berpendapat sholat Istisqa dapat dikerjakan hingga sore hari, asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan sholat, yaitu pas matahari di atas kepala dan pas terbenam matahari.

Sholat Istisqa dilakukan secara berjamaah dan biasanya dipimpin oleh seorang imam di depan seluruh jamaah. Berikut adalah tata cara pelaksanaan Sholat Istisqa:

1. Persiapan

-Menyiapkan tempat khusus untuk Sholat Istisqa di luar masjid atau tempat biasa Sholat.

-Jamaah mengenakan pakaian yang sederhana dan bersih.

-Pada saat yang ditentukan, umat Islam berkumpul di tempat yang telah disediakan.

2. Tata Cara Sholat

 

Imam memimpin sholat berjamaah yang terdiri dari dua rakaat tanpa adzan dan iqamah. Kemudian, diawali dengan membaca niat berikut:

أصلي سنة الاستسقاء ركعتين مستقبل القبلة اماما/ماموما لله تعالى

Ushalli sunnatal istisqa rakataini mustaqbilal qiblati imaman/makmuman lillahi ta’ala

Artinya: “Saya melaksanakan sholat sunnah Istisqa dua rakaat dengan menghadap kiblat, saat ini sebagai (imam/makmum) karena Allah Ta'ala.”

Sesudah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua.

Pada setiap rakaatnya, imam membaca surat Al-Fatihah dan satu surat pendek secara jelas yang dapat didengarkan oleh para makmum. Dilanjutkan dengan rujuk, dua sujud dan duduk di antara dua sujud. Pada rakaat kedua, kemudian ditutup dengan takhiyat akhir dan salam.

3. Baca Khutbah

Setelah selesai sholat, berjamaah, imam menyampaikan khutbah sholat Istisqa yang terdiri dari dua khutbah. Rukun khutbah dan tatacaranya sama seperti yang dilakukan khatib sesudah Sholat Id. Di ntaranya membaca takbir Sembilan kali pada khutbah pertama dan takbir tujuh kali pada khutbah kedua.

Dalam materi khutbah dianjurkan khatib mengajak umat Islam untuk bertaubat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement