Rabu 06 Sep 2023 04:13 WIB

Perjalanan Hidup Al Biruni, Polimatik Paling Orisinal di Dunia Islam

Al Biruni menggabungkan trigonometri dan aljabar untuk menghitung jari-jari bumi.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Ilmuwan Muslim
Foto:

George Sarton, pendiri disiplin ilmu sejarah menyebut abad ke-11 sebagai Zaman Al-Biruni. Cendekiawan seperti Al-Biruni lahir pada saat sebagian besar pengetahuan ilmiah dan matematika dunia diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Ketika beranjak dewasa, ia juga diperkenalkan dengan konsep-konsep yang dikembangkan oleh para sarjana dari berbagai peradaban.

Dari literatur ilmiah bangsa Babilonia hingga Romawi, hingga teks-teks India kuno tentang astrologi, Al-Biruni belajar dari semuanya. Seperti cendekiawan Muslim lainnya dari Zaman Keemasan Islam, ia juga haus akan ilmu pengetahuan.

Sebagian besar karya Al-Biruni berbahasa Arab meskipun ia tampaknya menulis Kitab al-Tafhim dalam bahasa Farsi dan Arab. Hal ini menunjukkan penguasaannya atas kedua bahasa tersebut.

Katalog produksi sastra Al-Biruni sendiri hingga akhir tahun 427/1036 mencantumkan 103 judul yang dibagi menjadi 12 kategori. Antara lain adalah astronomi, geografi matematika, matematika, instrumen astronomi, komet, serta astrologi dan agama.

Cendekiawan terkemuka itu telah menulis puluhan buku, yang sebagian besar membahas topik astronomi dan matematika. Bukunya tentang kebudayaan India sejauh ini merupakan karya ensiklopedianya yang paling penting.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement