Ahad 03 Sep 2023 17:30 WIB

Kisah Musailamah Mengaku Nabi Muhammad dan Pengumpulan Alquran Pertama 

Musailamah al-Kazzab mengaku di hadapan Nabi Muhammad sebagai nabi.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Kisah Musailamah Mengaku Nabi Muhammad dan Pengumpulan Alquran Pertama. Foto:  Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Kisah Musailamah Mengaku Nabi Muhammad dan Pengumpulan Alquran Pertama. Foto: Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Musailamah al-Kazzab di hadapan baginda Nabi Muhammad SAW sudah mengaku sebagai Nabi. Setelah baginda Nabi Muhammad SAW wafat, ulah Musailamah al-Kazzab semakin menjadi-jadi.

 Ketika itu orang-orang Arab banyak yang murtad dari lslam, maka Musailamah al-Kazzab semakin mendapatkan kekuatan. Sehingga Sayyidina Abu Bakar As-Shidiq Radhiyallahu 'anhu semakin memeranginya. 

Baca Juga

Allah SWT memberi kekuatan kepada lslam dan Musailamah dapat dibunuh. Akan tetapi, pada pertempuran itu, satu shahabat Nabi Muhammad SAW mati syahid, termasuk para hafizh Alquran.

Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu 'anhu berkata kepada Amirul Mukminin yakni Abu Bakar, "Dalam pertempuran itu banyak para hafizh Alquran yang syahid. Aku khawatir jika ada pertempuran lagi, akan semakin banyak hafizh Alquran yang mati syahid, dan dikhawatirkan akan banyak bagian Alquran yang hilang. Untuk itu, sebaiknya Alquran ditulis di satu mushaf, agar selamat dan terjaga." 

Abu Bakar berkata, "Bagaimana aku berani mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan oleh baginda Rasulullah SAW?" Namun Umar bin Khattab terus mendesaknya dan menyampaikan pentingnya mengumpulkan Alquran.

Akhirnya, Abu Bakar menyetujui usul Umar bin Khattab. Maka Abu Bakar memanggil Sayyidina Zaid bin Tsabit Radhiyallahu 'anhu. Zaid bin Tsabit bercerita, "Aku datang kepada Abu Bakar, sedangkan Umar bin Khattab sudah berada di sana." 

Kemudian Abu Bakar menceritakan pembicaraannya dengan Umar bin Khattab mulai dari awal sampai akhir. 

Setelah itu Abu Bakar berkata, "Kamu seorang pemuda yang cerdas, orang-orang sangat mempercayai kamu, dan tidak ada yang bersangka buruk terhadap kamu. Selain itu, kamu termasuk penulis wahyu pada zaman baginda Rasulullah SAW. Oleh sebab itu, kumpulkanlah Alquran yang ada pada orang-orang dan tulislah di satu mushaf."

Zaid bin Tsabit menjawab, "Demi Allah, seandainya aku diperintahkan memindahkan sebuah gunung dari suatu tempat ke tempat lain, hal itu lebih mudah bagiku daripada harus mengumpulkan Alquran." 

Zaid bin Tsabit berkata kepada Abu Bakar dan Umar bin Khattab, "Mengapa hal itu harus dilakukan, padahal baginda Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya?" 

Abu Bakar dan Umar bin Khattab terus memberikan pemahaman kepada Zaid bin Tsabit sampai menerimanya. 

Menurut sebuah riwayat, Abu Bakar berkata kepada Zaid bin Tsabit, "Jika kamu menyetujui pendapat Umar, maka aku akan memerintahkannya. Jika kamu tidak setuju, maka aku tidak berniat memerintahkannya."

Zaid bin Tsabit bercerita, "Setelah lama membahasnya dengan Abu Bakar dan Umar bin Khattab, akhirnya Allah SWT membukakan hatiku untuk mengumpulkan Alquran menjadi satu. Untuk menunaikan perintah itu, aku mencari dan mengumpulkan Alquran yang tertulis di tempat yang terpisah-pisah dan yang tersimpan di dada para sahabat (Rasulullah SAW) (HR Imam Bukhari)

Kitab Kisah-Kisah Sahabat yang ditulis Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi diterbitkan Pustaka Ramadhan menjelaskan, dalam kisah di atas kita dapat mengetahui tentang ketaatan para sahabat Nabi Muhammad SAW kepada Rasulullah SAW. 

Bagi mereka, lebih mudah memindahkan gunung daripada harus melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Allah SWT pasti menganugerahkan pahala yang besar di dalam buku catatan amal para sahabat Nabi SAW, karena jasa mereka dalam mengumpulkan Alquran yang merupakan dasar agama.

Zaid bin Tsabit begitu hati-hati dalam mengumpulkan Alquran, sehingga ia tidak mengambil ayat yang tidak tertulis. Zaid bin Tsabit hanya mengumpulkan catatan-catatan yang telah ditulis pada masa baginda Nabi Muhammad SAW masih hidup, kemudian mencocokkannya dengan Alquran yang ada di dada para sahabat Nabi SAW yang hapal Alquran.

Untuk mengumpulkannya diperlukan usaha yang sangat gigih, karena ayat-ayat Alquran telah ditulis di tempat yang terpisah-pisah. Namun, semuanya dapat dikumpulkan. Sayyidina Ubay bin Ka'ab Radiyallahu 'anhu yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang paling mahir dalam Alauran selalu ikut membantu usaha ini. Melalui usaha ini, seluruh Alquran telah dikumpulkan untuk pertama kalinya oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement