Ahad 03 Sep 2023 17:00 WIB

Keutamaan Luar Biasa bagi Muslim yang Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh dihukumi sebagai sunnah.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Hidangan berbuka puasa ayyamul bidh (Foto: ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Hidangan berbuka puasa ayyamul bidh (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rukun Islam merupakan lima perkara dasar yang menjadi syarat untuk menjadi sosok Muslim yang sempurna. Di antara lima perkara tersebut adalah ibadah puasa.

Di antara sekian puasa sunnah yang ada, puasa Ayyamul Bidh dihukumi sebagai sunnah muakkad atau sangat dianjurkan. Ibadah ini dilakukan di hari-hari putih (white days), saat bulan bersinar terang atau purnama sempurna di malam hari. Karena itu, puasa Ayyamul Bidh dilakukan sesuai dengan penanggalan kalender Hijriah, yaitu setiap tanggal 13, 14 dan 15 di setiap bulannya.

Baca Juga

Dari Jarir bin 'Abdullah, dari Nabi Muhammad SAW bersabda, "Puasa tiga hari setiap bulan adalah puasa Dahr dan puasa hari-hari Bidh (putih cerah karena sinar rembulan), adalah waktu pagi tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas." [Sunan an-Nasa'i]

Selain itu, dalam hadits lain diketahui bahwa Abdullah bin 'Amr bin Al-'As meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Menjalankan Saum (puasa) pada tiga hari setiap bulan setara dengan puasa sebulan penuh.” [Al-Bukhari dan Muslim]

Puasa merupakan suatu amalan yang sangat diganjar oleh Allah SWT. Dari Abu Huraira meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Allah Yang Maha Agung dan Ta'ala bersabda: Setiap amalan anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Hal ini dilakukan demi Aku, dan Aku akan memberikan pahala untuk itu. Demi Allah yang di tangan-Nya nyawa Muhammad, nafas orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada wangi musk." [Shahih Muslim]

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda, “Pahala setiap amal (kebaikan) seseorang dikalikan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Allah (SWT) berfirman: ‘Pahala menjalankan Saum (puasa) berbeda dengan pahala amal shaleh lainnya; Saum itu untuk-Ku, dan Aku Sendiri yang akan memberikan pahalanya. Orang yang menjalankan Saum pantang makan dan minum hanya demi Aku.’ Orang yang berpuasa mempunyai dua peristiwa yang menggembirakan, satu pada saat berbuka, dan yang lainnya pada saat bertemu Rubb-nya. Sesungguhnya nafas orang yang mengamati Saum lebih harum di sisi Allah dari pada harumnya musk.” [Muslim]

Dilansir di About Islam, Ahad (3/9/2023), disebutkan bahwa dengan puasa akan membantu seorang Muslim mendisiplinkan dirinya. Di sisi lain, ibadah ini juga bentuk dari pemurnian spiritual dan fisiknya.

Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT berfirman: ‘Setiap amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali As-Siyam (puasa) yang (khususnya) untuk-Ku, dan Aku akan membalasnya atas hal itu.’

Puasa adalah perisai. Jika ada di antara kalian yang menjalankan puasa, hendaknya ia tidak mengucapkan kata-kata kotor dan tidak boleh meninggikan suaranya; dan siapa pun yang mencaci-makinya atau mencoba bertengkar dengannya, hendaknya dia berkata: ‘Aku sedang berpuasa.’

Demi Dia yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, nafas orang yang menjalankan Saum lebih harum di sisi Allah daripada wangi musk. Orang yang berpuasa merasakan dua kebahagiaan: kenikmatan yang dirasakannya saat berbuka. Dia bergembira karena puasanya ketika bertemu Rubb-nya.” [Al-Bukhari dan Muslim]

Menjalankan puasa di hari putih termasuk nafila (sunnah/sunnah). Setiap tindakan sunnah yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari Cinta Allah, merupakan sarana langsung untuk mendapatkan Cinta Allah. Jika Allah SWT mencintai seseorang, maka hidupnya akan dipenuhi dengan berkah.

Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala bersabda: ‘Barangsiapa yang memusuhi wali (sahabat)-Ku, maka Aku menyatakan perang terhadapnya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih dicintai-Ku selain kewajiban-kewajiban agama yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan nawafil hingga Aku Mencintainya.

Ketika Aku Mencintainya, Akulah pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan Akulah tangannya yang ia gunakan untuk memukul, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Seandainya dia meminta [sesuatu] kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadanya; dan jika dia berlindung kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya perlindungan.’” [Al-Bukhari]

Hadits ini menunjukkan bahwa Wilaya Allah (kedekatan dengan Allah) dicapai dengan menunaikan amalan wajib, kemudian ditingkatkan secara nawafil (sukarela). Hal ini membawa seseorang kepada Cinta Allah dan Wilaya-Nya.

Adapun pahala Wilaya adalah, “Sesungguhnya bagi para sekutu Allah tidak ada rasa takut terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. (Yaitu) Orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Bagi mereka kabar baik dalam kehidupan dunia dan akhirat. Tidak ada perubahan pada janji Allah. Itu ˹benar-benar˺ kemenangan tertinggi.” (QS Yunus ayat 62-64).

Sumber:

https://aboutislam.net/counseling/ask-about-islam/6-amazing-benefits-of-fasting-the-white-days/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement