Kamis 31 Aug 2023 17:33 WIB

Ditemukannya Bukti Arkeologis Nabi Hud dan Kaum Aad yang Diazab

Alquran menceritakan tentang Nabi Hud Alahissalam.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Prasasti Himyarite (kiri) dan tempat penemuan prasasti Hisn-i-Ghuhurab (kanan), pada prasasti ini menyebut nama Nabi Hud.
Foto: Tangkapan layar pada Buku Kisah Para Nabi Pra
Prasasti Himyarite (kiri) dan tempat penemuan prasasti Hisn-i-Ghuhurab (kanan), pada prasasti ini menyebut nama Nabi Hud.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Alquran menceritakan tentang Nabi Hud Alahissalam yang diutus Allah SWT untuk memberi peringatan kepada bangsa atau kaum Aad. Nabi Hud mengajak bangsa Aad agar menyembah Allah Yang Maha Esa dan meninggalkan sesembahan berhala yang tidak punya daya dan upaya.

Namun, bangsa Aad menolak ajaran kebaikan Nabi Hud, mereka malah menantang agar azab dari Allah SWT segera didatangkan. Akhirnya, datanglah azab berupa badai topan dahsyat yang membinasakan bangsa Aad dan peradabannya.

Baca Juga

Di awal abad ke-19, ditemukan bukti arkeologis yang menuliskan nama Nabi Hud. Bukti Arkeologis tersebut dinamai prasasti Himyarite. Berikut ini penjelasan Buku Kisah Para Nabi Pra Ibrahim Dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengenai bukti arkeologis tersebut.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍۖ

اِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِۖ

الَّتِيْ لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِى الْبِلَادِۖ

وَثَمُوْدَ الَّذِيْنَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِۖ

Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) Aad, (yaitu) penduduk Iram (ibu kota kaum Aad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi yang sebelumnya tidak pernah dibangun (suatu kota pun) seperti itu di negeri-negeri (lain)? (Tidakkah engkau perhatikan pula kaum) Samud yang memotong batu-batu besar di lembah. (QS Al-Fajr Ayat 6-9)

Ayat-ayat tersebut menyebut eksistensi bangsa atau kaum Aad, Samud, dan kota Iram sebagai ibukota kerajaan bangsa Aad. Ayat-ayat itu juga menyatakan kota Iram mempunyai bangunan-bangunan (pilar-pilar) yang tinggi, yang pada waktu itu belum ada tandingannya di negeri-negeri yang lain. 

Sementara itu, kaum Samud diberitakan mempunyai keahlian membelah batu-batu gunung untuk tempat tinggalnya. Kaum Samud adalah kaum Nabi Salih Alahisslam, seorang Rasul yang datang dan menjalankan misinya sesudah Nabi Hud Alahisslam.

Jika teks Alquran menyatakan hal yang demikian, apakah ada bukti-bukti ilmiah yang mendukung eksistensi bangsa Aad, Samud, maupun kota Iram? Dalam tradisi Arab purba dipercaya bahwa tarikh (sejarah) bangsa Aad dan Samud mendahului tarikh Nabi Ibrahim Alahissalam. 

Jika sejarah Nabi Ibrahim adalah sekitar 2.000 - 1800 tahun Sebelum Masehi (SM) atau sekitar 4000 - 3800 tahun yang lalu, maka sejarah bangsa Aad dan Samud kemungkinan berada pada rentang waktu 4400 - 4100 tahun yang lalu. 

Tradisi Arab purba juga menyinggung permukiman kedua bangsa itu, yakni bangsa Aad bermukim di sekitar wilayah Arabia Selatan, sedang bangsa Samud bertempat tinggal di wilayah Arabia Barat Daya. Dengan dipandu oleh tradisi inilah penggalian arkeologis mulai dilakukan.

Bukti Arkeologis Berupa Prasasti 

 

Penggalian pertama kali dilakukan pada tahun 1834 di sekitar wilayah Yaman Selatan, yang dikenal dengan wilayah Hisn-i-Ghuhurab (Nadvi, 1985). Dalam penggalian itu ditemukan sebuah prasasti yang bertuliskan huruf Himyarite (huruf bangsa Arab purba: Himyar). 

Walaupun penggalian ini dilakukan pada awal abad 19, namun penentuan umur prasasti tersebut baru dapat dilakukan pada abad 20. Dengan menggunakan analisis karbon-14 diketahui prasasti itu berumur 800 tahun atau sekitar 2800 tahun yang lalu. 

Jika melihat umurnya, jelas prasasti itu bukan berasal dari bangsa Aad secara langsung, karena sejarah prasasti itu jauh lebih muda dibanding yang diperkirakan dalam tradisi Arab purba. Namun ada yang menarik dalam keterangan yang tertulis pada prasasti berhuruf Himyarite itu. 

Keterangan dalam bahasa Himyar itu berbunyi, “Mereka mengatur urusan kami dengan menggunakan hukum-hukum (agama) Hud yang lurus.” (Nadvi, 1985). Dari prasasti inilah untuk pertama kali nama Hud disebut di luar Alquran. 

Jadi, tampaknya prasasti itu berasal dari sebuah bangsa yang merupakan keturunan bangsa Aad yang diselamatkan dari azab Allah SWT. Dalam sejarah Arabia, bangsa Himyar memang lebih muda dibanding bangsa Aad. Dengan demikian jelaslah bahwa prasasti Himyarite ini secara tidak langsung merupakan bukti ilmiah tentang eksistensi bangsa Aad.

Kemudian di awal abad 20 dilakukan penggalian di wilayah utara Suriah. Dalam penggalian itu ditemukan prasasti yang umurnya sama dengan prasasti Himyarite, yaitu sekitar 800 tahun SM atau sekitar 2.800 tahun silam (Bermant and Weitzman, 1979). 

Prasasti tersebut dinamakan prasasti Assyria atau Prasasti Sargon II, karena prasasti ini berhuruf Assyriani dan menceritakan tentang seorang Raja Assyria bernama Sargon II.

Prasasti ini meriwayatkan Kerajaan Assyria di bawah raja Sargon II menaklukkan suku-suku Tamudi (Bermant and Weitzman, 1979). Para arkeolog berpendapat bahwa suku Tamudi yang disebut dalam prasasti Assyria ini adalah keturunan bangsa Samud dalam sejarah Alquran.

Disebut keturunan karena sejarah Tamudi baru eksis pada sekitar 2800 tahun lalu, sedangkan tradisi Arab purba menyebut bangsa Samud eksis sekitar 4100 tahun lalu. Walaupun demikian, prasasti Assyria ini secara tidak langsung telah membuktikan eksistensi bangsa Samud.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement