Rabu 30 Aug 2023 22:57 WIB

Nama Nabi Idris Menurut Bangsa-Bangsa di Dunia

Nabi Idris adalah Rasul kedua setelah Nabi Adam. 

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Nama Nabi Idris Menurut Bangsa-Bangsa di Dunia. Foto:   Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Nama Nabi Idris Menurut Bangsa-Bangsa di Dunia. Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Idris Alaihissalam adalah Nabi ketiga setelah Nabi Adam Alaihissalam dan Nabi Syis Alaihissalam. Nabi Idris adalah Rasul kedua setelah Nabi Adam. 

Nama Idris disebut di dalam Alquran sebanyak dua kali, yaitu pada Surat Maryam Ayat 56 dan Al-Anbiya Ayat 85.

Baca Juga

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِدْرِيْسَۖ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيْقًا نَّبِيًّا ۙ

وَّرَفَعْنٰهُ مَكَانًا عَلِيًّا 

Ceritakanlah (Nabi Muhammad kisah) Idris di dalam Kitab (Alquran). Sesungguhnya dia adalah orang yang sangat mencintai benar dan seorang Nabi. Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (QS Maryam Ayat 56 - 57)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِدْرِيْسَ وَذَا الْكِفْلِۗ  كُلٌّ مِّنَ الصّٰبِرِيْنَ ۙ

وَاَدْخَلْنٰهُمْ فِيْ رَحْمَتِنَاۗ اِنَّهُمْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ 

(Ingatlah pula) Ismail, Idris, dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang sabar. Kami memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang saleh. (QS Al-Anbiya' Ayat 85-86)

Dalam Qasasul-Anbiya disebutkan bahwa para ahli sejarah berbeda pendapat mengenai lokasi Nabi Idris dilahirkan dan dibesarkan. Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa beliau lahir dan dibesarkan di Mesir, tepatnya di kota Memphis (Manaf). 

Sebagian ahli yang lain berpendapat bahwa beliau dilahirkan di Babilonia, kawasan Suriah-Irak sekarang ini. Setelah Nabi Idris dewasa dan diangkat sebagai Nabi atau Rasul barulah beliau hijrah ke Mesir. Pendapat kedua ini dikuatkan oleh sebuah hadits yang berisi dialog panjang antara Rasulullah dengan Abu Zarr al-Gifari di Masjid Nabawi.

Aku (Abu Zarr) bertanya, "Wahai Rasulullah, berapakah jumlah Nabi?” Beliau menjawab, “120 ribu.” 

Aku bertanya kembali, "Dari sekian banyak Nabi, berapakah yang juga merupakan Rasul?” Beliau menjawab, “313, suatu jumlah yang banyak.” 

Aku bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, siapakah yang paling dahulu di antara mereka?” Beliau menjawab, “Adam.” 

Aku masih terus bertanya, “Apakah Adam adalah Nabi yang juga seorang Rasul?” Beliau menjawab, “Betul. Allah menciptakannya dengan tangan-Nya, meniupkan ke dalam diri Adam roh-Nya, dan mengajaknya berbicara dengan langsung.” 

Beberapa saat kemudian Nabi Muhammad SAW melanjutkan, “Wahai Abu Zarr, ada empat Nabi yang berbangsa Suryani (Syria-Babilonia). Mereka adalah Adam, Syis, Akhnukh dia adalah Idris, orang yang pertama kali menulis dengan qalam, dan Nuh. Lalu ada empat Nabi yang berbangsa Arab. Mereka adalah Hud, Syu‘aib, Salih,dan Nabimu, Muhammad SAW." (Riwayat Ibnu Hibban dalam Sahihnya dari Abu Zarr dengan sanad daif)

Orang Ibrani menyebut Nabi Idris sebagai Khanukh, sedang dalam bahasa Arab Idris disebut Ukhnukh (Suratno, 2005) atau Akhnukh (Al-Maghluts, 2008).

Kitab Perjanjian Lama menyebutnya sebagai Enoch atau Henoch. Alquran menyebutnya dengan nama sebutan Idris, yang dalam bahasa Arab berakar dari kata darasa atau darisa, yang berarti “belajar” karena ketekunan beliau dalam membaca dan mempelajari Kitab Allah (Suratno, 2005 dan Dawud, 2005). 

Dawud (2005) juga menyatakan bahwa kata Idris adalah bentuk bahasa Arab dari bahasa Aramia: drisha. Idris atau drisha artinya adalah orang yang berpengetahuan tinggi, seorang sarjana dan terpelajar. 

Kata Idris dalam bahasa Arab juga bisa berarti asal-usul (progenitor) atau bapak kearifan yang pertama (primal father of wisdom) (Daniken, 1997). Adapun kata Enoch dalam Bahasa Ibrani mempunyai arti pemula (the initiate) atau the insightful one (Daniken, 1997). 

Orang-orang Mesir dan Yunani mengenal Nabi Idris dengan nama Harmas al-Haramisah (Al-Maghluts, 2008), Hirmis al-Haramisah (Abu Khalil, 2005), atau Hermes al-Awwal (Hermes the Acient) (Partington, 1970).

Dengan demikian, nama asli beliau sangat mungkin adalah Akhnukh (bahasa Arab), Khanukh (bahasa Ibrani), Enoch atau Henoch (dalam Kitab Perjanjian Lama). Kitab Alquran menyebut dengan sebutan atau gelarnya, Idris, sedang orang Mesir kuno dan Yunani mengidentikkan Idris atau Akhnukh dengan nama Harmas, Hirmis (Mesir kuno), atau Hermes (Yunani).

Nasab Nabi Idris atau Nabi Akhnukh menurut Al-Maghluts (2008) adalah Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syis bin Adam. Sedang menurut Suratno (2005), nasab beliau adalah Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qitan bin Atusy bin Syis bin Adam.

Nabi Idris Pelopor Keterampilan dan Keilmuan

Berdasarkan informasi Alquran yang singkat itu, ditambah beberapa hadits dan riwayat dalam buku-buku tafsir yang perlu diteliti lagi kesahihannya, diketahui bahwa Nabi Idris mewarisi ilmu Nabi Adam dan Syis, yang masing-masing telah diberi suhuf, dan karena itu Nabi Idris adalah orang yang memiliki banyak kepandaian. 

Nabi Idris pecinta ilmu dan kebenaran. Ia pelopor dalam beberapa keterampilan dan bidang keilmuan, seperti menulis, menjahit, ilmu perbintangan,dan ilmu-ilmulainnya. Dalam tradisi Yunani Idris dikenal dengan nama Hermes, pemilik kecakapan dalam menerangkan sabda Tuhan. Kata Idris adalah laqab (julukan) yang berasal dari kata berbahasa Arab “darasa” atau “darisa”, yang berarti belajar. Adapun nama aslinya adalah Hanukh, Enoch, atau Akhnuh.

Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim, dalam sebuah hadits panjang yang menceritakan Isra' dan Mi‘raj Nabi Muhammad SAW meriwayatkan bahwa dalam mi‘rajnya beliau berjumpa dengan Nabi Idris di langit keempat. (Suratno, 2005).

Ketika Jibril dan Rasulullah berpapasan dengan Idris, ia menyambut, “Selamat datang, wahai Nabi dan saudara yang saleh.” Anas melanjutkan ceritanya, “Kemudian berlalulah beliau (Idris). Aku (Rasulullah) bertanya kepada Jibril, “Siapakah dia?” Jibril menjawab, “Dia adalah Idris.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)

Dilansir dari buku Kisah Para Nabi Pra Ibrahim Dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2012.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement