REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ajaran Islam menuntun pemeluknya agar menjadi manusia yang suci lahir dan suci batin. Seorang hamba yang menghendaki suci batinnya hendaknya menghiasi diri dengan akhlak mulia, menjauhi penyakit-penyakit hati, memperbanyak zikir, wara' serta meningkatkan ibadahnya. Namun demikian, untuk mencapai kebersihan dan kesucian batin, seorang hamba tentu harus juga memperhatikan kebersihan dan kesucian lahir.
Agar suci lahirnya maka seorang Muslim harus memperhatikan perihal bersuci (thaharah). Ini penting sebab bersuci menjadi penentu sah tidaknya seseorang melakukan amal terutama dalam melaksanakan sholat. Sebab, orang yang berhadas tidak sah sholatnya.
Sebagaimana dalam kitab At Targib Wat Tarhib menuliskan sebuah hadits Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan Abu Dawud dan Tirmidzi
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مِفْتَاحُ الصَّلَا ةِ الطُّهُوْرُ.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Kunci sholat itu adalah bersuci."
Oleh karena itu, para ulama pun menjadikan perihal bersuci ini menempati pembahasan teratas. Dalam kitab at Targib wat Tarhib menuliskan sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Tirmidzi.
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلطُّهُوْرُنِصْفُ الْاِيْمَانِ.
Artinya: Nabi Muhammad SAW bersabda, "Bersuci itu sebagian dari iman."
Orang yang beriman pasti akan bersuci. Sebab, Allah SWT memerintahkan bersuci kepada hambanya sebelum rukuk dan sujud menyembahnya. Sebagaimana dapat ditemukan keterangannya dalam surat Al Maidah ayat 6.
Selain itu dalam redaksi hadits lainnya disebutkan bahwa prinsip agama adalah kesucian.
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : بُنِىَ الدِّيْنُ عَلَى النَّظَافَةِ.
Artinya: Nabi Muhammad ﷺ bersabda, "Didirikan agama itu di atas dasar prinsip kesucian."
Islam mengajarkan pemeluknya untuk menyucikan, diri baik lahir dan batin. Menyucikan batin maksudnya agar suci dari setiap penyakit-penyakit hati. Menyucikan lahir maksudnya agar suci dari hadas kecil maupun besar.