Jumat 25 Aug 2023 18:09 WIB

Allah akan Bangunkan Rumah di Surga Jika Mengerjakan Sholat Sunnah Ini

Hukum sholat sunnah ini adalah adalah sunnah muakkad.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi sujud / sholat
Foto: Dok Republika
Ilustrasi sujud / sholat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sholat sunnah awwabin sama seperti sholat sunnah pada umumnya yang memiliki keutamaan. Bila sholat sunnah dhuha dianggap sebagai pembuka pintu rezeki, maka melalui sholat sunnah awwabin, Allah menjanjikan rumah di surga untuk umatnya yang istiqamah menjalankan sholat sunnah ini.

Bagi Muslim yang awam, mungkin sholat sunnah awwabin ini masih terdengar asing, tidak seperti sholat sunnah lainnya seperti sholat sunnah rawatib, dhuha, tahajud, witir, dan hajat. Tetapi hukum mengerjakan sholat sunnah awwabin ini adalah sunnah muakkad artinya sholat sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW.

Baca Juga

Dikutip dari buku Risalah Mu’awanah karya Asy-Syeikh Abdullah bin Alawi al-Haddad mengatakan, sholat awwabin adalah sholat yang dikerjakan antara waktu Maghrib dan Isya. Sholat sunnah ini dikerjakan maksimal 20 rakaat, dan biasanya dilakukan enam rakaat.

Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa sholat (sunnah) di antara Maghrib dan Isya dua rakaat, maka Allah mendirikan rumah (untuknya) di surga."

Beliau juga bersabda: "Barangsiapa sholat (sunnah) enam rakaat setelah sholat Maghrib, tanpa diselingi dengan pembicaraan kotor, maka sholat tersebut mampu mengimbangi ibadah selama dua belas tahun." (HR. Turmudzi)

Telah dijelaskan dalam beberapa hadis dan sunnah Rasulullah tentang keutamaan menghidupkan waktu antara Maghrib dan Isya. Dalam hal ini, Ahmad bin Abi al-Hawariy bertanya pada gurunya, Syekh Abu Sulaiman rahimahullah:

"Wahai guru, mana yang lebih utama, puasa di siang hari atau menghidupkan waktu antara Maghrib dan Isya dengan amal saleh?"

"Kerjakan kedua-duanya," jawab gurunya.

"Tetapi saya tak mampu mengerjakan keduanya. Karena, jika saya berpuasa, waktu antara Maghrib dan Isya adalah saat sibuk untuk berbuka.'

"Kalau demikian tinggalkan puasa dan isilah waktu antara Maghrib dan Isya dengan amal saleh."

Aisyah ra. berkata: "Rasulullah tidak memasuki rumahku sesudah sholat Isya, kecuali beliau sudah sholat empat atau enam rakaat (yang beliau kerjakan antara Maghrib dan Isya)."

Rasulullah saw bersabda: “Sholat sunnah empat rakaat (antara Maghrib dan Isya itu) seperti sholat empat rakaat yang dilaksanakan ketika malam lailatul qadar.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement