Kamis 17 Aug 2023 08:28 WIB

Lahirnya Persatuan Arab-Indo­nesia di Zaman Kolonial dan Peran AR Baswedan

Persatuan Arab-Indonesia kompak melawan pemerintah kolonial Belanda.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Lahirnya Persatuan Arab-Indo­nesia di Zaman Kolonial dan Peran AR Baswedan. Foto:   Bendera Indonesia (Ilustrasi).
Foto:

Sikap Melawan Kolonial Belanda

Terbentuknya Persatuan Arab Indo­nesia tidak ha­nya menggemparkan seluruh lapisan masyarakat Arab saja, tetapi juga pemerintah kolonial Belanda dan kaum nasionalis.

Dengan lahirnya Persatuan Arab Indo­nesia, secara berangsur-angsur kaum Arab peranakan mulai bersatu. Mereka dipersatukan oleh keyakinan baru sebagai putra-putra Indonesia. Mereka juga ditarik dari isolasi berpikir maupun dari ruang bergerak di lingkungannya.

Kemudian mereka mulai mema­suki gelanggang perjuangan nasional dan bergabung dengan sau­dara-saudaranya yang sebangsa untuk memerdekakan Tanah Air dan bangsanya.

Dalam waktu singkat, Persatuan Arab Indo­nesia menjadi sangat populer. Masyarakat Indonesia umumnya me­nyambut dengan gembira. Sebagian agak ragu-ragu dan bersifat menanti. Partai-partai politik nasional melahirkan suara-suara yang simpatik.

Pemerintah kolonial Belanda segera menyoroti gerak-gerik Persatuan Arab Indo­nesia. Tampak adanya kegelisahan dan kekhawatiran terhadap gerakan baru dalam kalangan Arab ini, karena nyata-nyata akan menarik kaurn Arab peranakan ke dalam pihak anti penjajahan.

Pada masa itu Pemerintah Belanda telah dan terus melakukan penangkap­an-penangkapan terhadap pemimpin-pemimpin utama partai­-partai politik nasional yang berhaluan radikal dan membubar­kan partainya serta mengasingkan mereka. Politik Inlich­ tengen Dienst (PID) giat memasang telinga dan mata, bahkan sering datang ke kantor sekretaris PB Persatuan Arab Indo­nesia dan rumah-rumah beberapa pemuka maupun anggota Persatuan Arab Indo­nesia untuk mempertanyakan kegiatan­-kegiatan yang dilakukan.

Akibat segala macam reaksi pihak anti tadi, sebagian dari mereka yang turut dalam konferensi Persatuan Arab Indo­nesia di Semarang menjadi khawatir dan tidak sanggup mengadakan pertemuan serta propaganda tanpa dihadiri AR Baswedan. Di antara mereka ada yang tinggal diam dalam situasi gawat yang demikian itu. Namun, sebalik­nya ada juga pemuda-pemuda Arab justru bangkit dan berse­mangat berpropaganda.

Mereka memproklamasikan keyakinan dan sikapnya untuk melawan penguasa kolonial Belanda di Tanah Air (Indonesia).

 

Sumber:

Dilansir dari buku berjudul Abdul Rahman Baswedan Karya dan Pengabdiannya, ditulis oleh Suratmin diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1989.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement