Selasa 15 Aug 2023 17:21 WIB

OJK: Para Difabel Dapat Menjadi Pahlawan Ekonomi Nusantara

Saat ini, OJK sangat memberikan perhatian terhadap tingkat literasi keuangan.

Ilustrasi OJK. OJK menyatakan para difabel menjadi pahlawan ekonomi nusantara.
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Ilustrasi OJK. OJK menyatakan para difabel menjadi pahlawan ekonomi nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari menilai para difabel dapat menjadi pahlawan ekonomi Nusantara.

“Saya melihat sendiri bagaimana saudara-saudara kita yang difabel itu, mereka bisa kemudian menjadi pahlawan-pahlawan ekonomi Nusantara. Mereka itu bisa menjadi misalnya tukang foto keliling, kemudian berjualan di pasar, dan berbagai profesi lain yang sangat luar biasa. Juga saya melihat di perkantoran, luar biasa mereka menjadi desainer, dan lain-lain itu luar biasa,” ujarnya dalam kegiatan Edukasi Keuangan Bagi Penyandang Disabilitas di Aula Serbaguna Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Baca Juga

Lebih lanjut, dia menganggap para penyandang disabilitas sudah sangat memungkinkan untuk mencapai apa yang diinginkan. Pihaknya mengajak seluruh pelaku usaha jasa keuangan untuk memberikan kemudahan dan fasilitas bagi mereka yang difabel, seperti mempermudah penyandang disabilitas dalam membuka rekening, pembiayaan kredit bagi pelaku usaha, hingga memperoleh produk asuransi.

“Kita punya tantangan untuk masyarakat Indonesia, terutama untuk saudara-saudara kita yang difabel itu tidak mudah (dalam memahami literasi keuangan). Melalui kegiatan hari ini, sejalan dengan strategi nasional keuangan inklusif, yang kemudian menitikberatkan salah satunya fokus kepada penyandang disabilitas sebagai satu dari 10 target yang kita tuju (untuk literasi dan inklusi keuangan) selain target perempuan, anak-anak, daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), dan lain-lain,” ungkap Friderica.

Saat ini, OJK dinyatakan sangat memberikan perhatian terhadap tingkat literasi dan inklusi keuangan. “Dengan tingkat inklusi 86 persen dan tingkat literasi yang hampir 50 persen, Ini juga menjadi PR (Pekerjaan Rumah) kita semua (agar) no one left behind. Dalam hal ini, semua program kita akan mengajak semua masuk ke dalam program kita untuk well literate dan juga terinklusi keuangan dan memanfaatkan akses keuangan untuk kesejahteraan Bapak-Ibu semua,” kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement