Selasa 15 Aug 2023 14:55 WIB

8 Tanda Ilmu Bermanfaat Menurut Imam Al Ghazali

Sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu yang bermanfaat.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
8 Tanda Ilmu Bermanfaat Menurut Imam Al Ghazali
Foto:

Ketujuh, menyadari penyakit-penyakit batin dalam setiap amal yang dikerjakan.

Ilmu yang manfaat akan menjadi pengingat diri dari setiap penyakit-penyakit batin yakni penyakit hati ketika beramal seperti riya' dan lainnya.

Kedelapan, mengingatkan pada tipu daya setan

Ilmu yang manfaat menjadikan seorang hamba terbentengi dari tipu daya setan.

Imam Ghazali juga menjelaskan tentang bagaimana ilmu yang tidak manfaat dan justru menjerumuskan para ulama suu' kepada kebinasaan. Para ulama suu' itu menggunakan ilmunya sebatas untuk kepentingan dunia, menjadikan ilmu yang dimilikinya untuk meraup harta dari para penguasa, bahkan ulama suu' menggunakan ilmunya untuk mengelabui orang lain dan memakan harta anak yatim dan fakir miskin semisal dengan mendirikan panti namun harta yang didonasikan oleh para dermawan justru digunakan oleh diri sendiri. Ulama suu' saban harinya selalu memikirkan bagaimana agar senantiasa berada di puncak ketenaran, kedudukan yang tinggi dan mendapat sanjungan manusia. Karena itu ulama suu' lebih senang pamer terhadap amal-amalnya dan lebih senang mendebat orang lain untuk menunjukan bahwa dirinya yang lebih tinggi dan pandai serta ulama suu' juga senang menjatuhkan orang lain dan membangga-banggakan capaiannya. 

والعلم النافع ما يزيد في خوفك من الله تعالى ، ويزيد في بصيرتك بعيوب نفسك ، ويزيد في معرفتك بعبادة ربك عز وجل ، ويقلل من رغبتك في الدنيا ، ويزيد في رغبتك في الآخرة ، يفتح بصيرتك بآفات أعمالك حتى تتحرز منها ، ويطلعك على مكائد الشيطان  وغروره وكيفية تلبسه على العلماء السوء حتى عرضهم لمقت الله عز وجل وسخطه ، حيث أكلوا الدنيا بالدين ، واتخذوا العلم وسيلة إلى أخذ الأموال من السلاطين ، وأكل أموال الأوقاف واليتامى والمساكين ، وصرف همتهم طول نهارهم إلى طلب الجاه والمنزلة في قلوب الخلق ، و اضطرهم ذلك إلى المراءاة والمماراة ، والمنافسة والمباهاة.

Ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu yang meningkatkan rasa takutmu kepada Allah ta'ala, dan menambah dalam penglihatanmu terhadap aib-aib dirimu, dan menambah makrifatmu beribadah kepada Tuhanmu, dan (ilmu yang bermanfaat itu) mengurangi dirimu dari menyenangi dunia, dan (ilmu manfaat itu) menambah dirimu dari kesenangan terhadap amal-amal akhirat, (yakni ilmu) yang membuka penglihatanmu terhadap penyakit-penyakitnya amalmu sehingga waspada terhadap penyakit-penyakit amal, dan mengingatkanmu atas tipu daya setan terhadapmu, dan caranya memperdaya ulama suu' sehingga setan itu menghadapkan ulama suu' pada murka dan kemarahan Allah. Karena ulama suu' itu membeli kepentingan dunia dengan menjual agama, dan ulama suu'itu menjadikan ilmu agama sebagai wasilah untuk mengambil harta dari para penguasa, dan memakan harta wakaf dan harta anak yatim dan orang-orang miskin. Dan (ulama suu') membebaskan nafsu mereka sepanjang hari untuk mencari pangkat dan kedudukan di dalam hati makhluk. Dan demi mendapatkan itu semua memaksa untuk riya dan senang berdebat dan senang persaingan tak sehat dan berbangga-bangga. (Lihat kitab Bidayatul Hidayah halaman 108-109 cetakan Darul Minhaj Lebanon Beirut).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement