Senin 14 Aug 2023 13:47 WIB

Mata-Mata Kepercayaan Napoleon Bonaparte yang Mengobok-obok Aljazair

Napoleon Bonaparte kirim mata-mata untuk bisa kuasai negara Muslim Aljazair.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Ukiran antik Napoleon Bonaparte sebelum Sphinx, berdasarkan lukisan JL Gerome.
Foto:

Pada 24 Mei 1808, Kolonel Bhutan mendarat di pelabuhan Aljazair dengan menyamar. Dia diterima oleh konsul Prancis, Dubois Thienville, yang menyebut bahwa kerabatnya sedang dalam misi komersial. Catatan sejarah ini ada dalam artikel akademis berjudul: "Masyaari' Al Ihtilaal Al Fironsi Lil Jazaair".

Selama 6 bulan, Bhutan menyamar dalam beberapa bentuk dan kostum untuk menggambarkan ciri-ciri proyek kolonialnya, terkadang ia menyamar sebagai pemburu. Dan di lain waktu sebagai pengembara, terutama karena otoritas Aljazair mengumumkan jam malam untuk orang Eropa di kota Aljazair.

Menemukan tempat yang tepat untuk mendaratkan pasukan Prancis di pantai Aljazair adalah tugas pertama yang menjadi fokus Kolonel Bhutan. Karena itu, dia sering mengunjungi pantai Aljazair, mulai dari area "Ras Matifoua", berpindah dari menara laut hingga menetap di pantai Sidi Faraj, tempat yang cocok untuk berlabuh.

Dalam catatan akademis berjudul "Masyruu' Bhuutan wa Dawruhu fii Al Ihtilaal Al Fironsi Lil Jazaair", disebutkan bahwa alasan mengapa Bhutan bisa melakukan aksi spionasenya adalah karena otoritas Aljazair larut dalam konflik mereka dengan Bey dari Tunisia. Namun, pergerakan Bhutan menimbulkan kecurigaan Dey Ahmed Pasha.

Terlepas dari itu, Kolonel Bhutan menuliskan semua pengamatannya tentang pelabuhan Aljazair dan bentengnya, termasuk jalan antara Sidi Faraj dan ibu kota, dalam sebuah laporan. Dia juga melampirkannya pada sebuah atlas yang berisi lima belas peta dan sebuah rencana rahasia situs dan benteng Aljazair.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement