Senin 14 Aug 2023 13:47 WIB

Mata-Mata Kepercayaan Napoleon Bonaparte yang Mengobok-obok Aljazair

Napoleon Bonaparte kirim mata-mata untuk bisa kuasai negara Muslim Aljazair.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Ukiran antik Napoleon Bonaparte sebelum Sphinx, berdasarkan lukisan JL Gerome.
Foto:

Sekretaris Decker memilih komandan batalionnya, Kolonel Bhutan. Kolonel satu ini telah ditempa dengan pelatihan yang kuat dan pengalamannya yang kaya dalam spionase, yang sebelumnya pernah dikirim dalam misi serupa ke Istanbul setahun sebelumnya.

Bhutan lahir di desa Le Louroux Botero, dekat kota Nantes di Prancis, pada tanggal 1 Januari 1772, dari keluarga borjuis. Karena ayahnya adalah seorang pemilik tanah kaya yang menjadi walikota pertama desa tersebut. Bhutan bersekolah di sekolah teknik Mézières, dan kemudian sekolah militer Metz antara tahun 1792 dan 1793, di mana ia menyelesaikan pelatihannya dengan pangkat letnan dua.

Dia memulai karir militernya pada tahun 1794, dan dia terluka selama Pengepungan Maastricht. Lalu bergabung dengan Tentara Danube di Mainz, Jerman pada tahun 1798. Setahun kemudian, dia dikirim ke Basel untuk bergabung dengan tentara Swiss.

Pada tahun 1800 dia dipromosikan menjadi kapten di Italia dan pada tahun 1804 dia bergabung dengan tentara dan kamp Batavia di Utrecht. Pada Oktober 1806 dia ditangkap oleh Rusia di Ragusa, di mana dia ditahan selama tiga bulan.

Bintang Kolonel Bhutan mulai bersinar dengan misi militer dan diplomatik yang ditugaskan kepadanya oleh Napoleon pada Agustus 1806. Saat itu Bhutan dikirim ke Istanbul untuk membantu Kekaisaran Ottoman dalam perangnya dengan Rusia, sebuah tugas yang berhasil dilakukan Bhutan dengan baik. Dan karena ini pula, dia dianugerahi Medali Bulan Sabit oleh Sultan Ottoman Selim yang ketiga.

Setelah misinya di Anatolia selesai, Bhutan dikirim ke Aljazair, yang merupakan milik Kekaisaran Ottoman. Tetapi kali ini bukan untuk membantu Ottoman, dan justru untuk mempersiapkan proyek Napoleon untuk menduduki negara Muslim itu. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement