REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui akun media sosial TikToknya, Maham Ayaz alias @eggdelivery, secara rutin menguji permeabilitas air dari cat kuku halal. Dalam sebuah video yang mendapat like hingga 27 ribu, Ayaz mengoleskan sebagian kecil cat kuku di atas tisu sebelum meneteskan enam hingga tujuh tetes air ke masing-masingnya.
Setelah menunggu selama lima menit, Ayaz mengumumkan keputusannya. Kertasnya tetap kering, tak satupun dari produk ini bisa ditembus air meskipun diiklankan sebaliknya.
Dari percobaannya ini, tentu saja banyak dari netizen khususnya mereka yang Muslim kecewa dengan klaim produk kutek halal itu. Karena syariat Islam melarang penggunaan cat kuku yang menghalangi sampainya air pada kuku. Jika ada sesuatu yang menghalangi sampainya air pada anggota wudhu, maka wudhu otomatis tidak sah, dan jika wudhunya tidak sah maka sholat pun menjadi tidak sah.
Untuk menyasar konsumen Muslim, banyak perusahaan cat kuku mengembangkan formula yang dapat menyatu dengan air dalam 10 tahun terakhir atau juga dikenal sebagai cat kuku ramah wudhu. Namun, belum ada standar resmi dalam industri sertifikasi halal untuk menilai efisiensi dan keandalan produk tersebut.
Menurut CEO dan presiden sebuah organisasi sertifikasi halal Halal Watch World Imam Mansoor Rafiq Umar, memberi label halal pada cat kuku adalah proses yang rumit. “Sangat sulit bagi perusahaan mana pun untuk mengklaim bahwa ada sesuatu yang dapat menembusnya. Saya akan senang melihat semua data dan makalah ilmiah untuk dapat menunjukkan itu,” katanya dilansir dari Religion News, Sabtu (12/8/2023).
Dalam 30 tahun bisnisnya, Halal Watch World hanya mensertifikasi satu merek cat kuku halal karena komposisinya yang bersih, yakni tidak mengandung bahan yang dilarang, seperti alkohol. Untuk saat ini, perusahaan menolak memberikan sertifikat ramah wudhu, mengklaim bahwa tes permeabilitas air yang ada tidak cukup meyakinkan.
Sertifikasi harus dengan jelas membedakan...