REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi (1878-1960 M) mengatakan, betapa bahagianya seorang istri yang ketika melihat suaminya begitu taat kepada agama.
Lalu, ia ikut berpegang pada ajaran agama agar tidak kehilangan pasangan abadinya, sehingga ia pun bisa memperoleh kebahagiaan akhirat dalam kebahagiaan dunianya.
Sebaliknya, kata Nursi, betapa malang suami yang mengikuti sang istri yang terjerumus dalam kehinaan. Lalu, ia ikut serta bersamanya tanpa berusaha menyelamatkannya.
Betapa malang seorang istri yang ketika melihat kebejatan dan kefasikan suaminya, ia pun mengikuti jejaknya dalam bentuk yang lain.
"Lebih dari itu, benar-benar sungguh malang pasangan suami-istri yang saling membantu untuk masuk ke dalam neraka. Dengan kata lain, yang satu menjerumuskan lainnya untuk tenggelam dalam perhiasan peradaban," jelas Nursi dikutip dari Al-Lama'at halaman 383.
Lebih lanjut, Said Nursi menjelaskan bahwa pada masa sekarang ini, terwujudnya kebahagiaan rumah tangga, baik di dunia maupun akhirat, dan terbentuknya perangai mulia seorang perempuan hanya dengan berperilaku sesuai adab-adab Islam seperti yang digariskan syariat.
Menurut Nursi, hal terpenting yang patut dicermati dalam kehidupan rumah tangga pada zaman sekarang ini adalah:
Jika seorang istri menyaksikan keburukan, pengkhianatan, dan ketidaksetiaan suaminya, si istri malah ikut membangkang dengan menanggalkan serta merusak kesetiaan dan kepercayaan yang ada.
Maka ketika itu, tatanan rumah tangga tersebut menjadi rusak dan berantakan seperti pasukan yang berpencar.
Oleh karena itu, seorang istri harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki segala kekurangan suaminya agar ia bisa menyelamatkan pasangan abadinya itu.
Jika tidak, ia akan menderita dan merugi dalam segala-galanya manakala ia justru berusaha memperlihatkan dirinya dan menarik perhatian orang lain dengan cara membuka aurat dan berlebihan dalam berhias. Sebab, orang yang tidak setia akan mendapatkan balasannya di dunia.
Baca juga: Ketika Berada di Bumi, Apakah Hawa Sudah Berhijab? Ini Penjelasan Pakar
Secara fitrah, perempuan akan menolak dan merasa risih dengan pandangan laki-laki yang bukan mahram. Karenanya, ia akan waspada terhadap pandangan delapan belas dari dua puluh orang asing yang ada. Sementara seorang pria hanya merasa risih dengan pandangan seorang perempuan dari 100 orang perempuan yang ada.
"Sebagaimana seorang istri—dari sisi ini—merasa tersiksa, ia juga akan dianggap tidak setia dan tidak bisa dipercaya sehingga dengan begitu ia tidak bisa menjaga hak-haknya di samping dirinya yang lemah," kata Nursi.