REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertama kali Nabi Muhammad ﷺ menerima wahyu, beliau begitu ketakutan. Nabi ﷺ langsung bertemu dengan istrinya, Khadijah Binti Khuwailid radhiyallahu anha.
Di sinilah terlihat jelas kecerdasan istri beliau. Seperti dikutip dari buku The Wonderful Ummahatul Mukminim oleh Erlan Iskandar, ingatkah Anda tidak dengan kisah ketika Nabi pertama kali mendapat wahyu dan bertemu malaikat Jibril di Gua Hira?
Setelah mendapat wahyu, Nabi Muhammad langsung bergegas pulang ke rumah dalam keadaan takut dan gemetar. Setelah sampai di rumah, ia berkata kepada Khadijah,
زملو ني زملوني
"Selimuti aku.. Selimuti aku.
Khadijah yang pintar, tidaklah panik. Khadijah mengambilkan selimut untuk Nabi. Ketika sudah mulai tenang, barulah Nabi SAW menceritakan sesuatu yang baru saja terjadi,
لقد خشيت علي نفسي
"Khadijah, Aku khawatir terjadi apa-apa pada diriku.”
Setelah itu, barulah Khadijah menenangkan dan menguatkan Nabi.
“Tidak. Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menghinakanmu. Demi Allah, engkau adalah seorang yang menyambung silaturahim, jujur ucapannya, memikul kesulitan orang lain, menanggung orang yang tidak punya, memuliakan tamu, dan mendukung usaha-usaha kebenaran.” (HR. Bukhari)
Lihatlah bagaimana sosok Khadijah. Ketenangan dan upayanya menenangkan Nabi merupakan tanda kecerdasan dirinya.