REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu cara dakwah yang ditunjukkan Nabi Muhammad SAW ialah dengan memahami karakter masyarakat, bahasa dan kultur mereka. Hal ini telah terbukti ampuh saat Nabi SAW melakukan dakwah kepada komunitas masyarakat tertentu.
Misalnya ketika Rasulullah SAW bertemu Addas RA yang saat itu masih beragama Nasrani. Rasulullah SAW bertanya padanya, "Dari negeri manakah asalmu, wahai Addas, dan apa agamamu?"
Addas menjawab, "Aku beragama Nasrani dan berasal dari Naynawa." Rasulullah SAW berkata lagi, "Dari negeri lelaki yang saleh Yunus bin Matta."
Kemudian Nabi SAW mengulurkan tangannya, mengambil anggur untuk memakannya, lalu beliau SAW mengucapkan "Bismillah". Saat mendengar ucapan 'Bismillah' dari Rasulullah SAW dan penyebutan nama Sayyidina Yunus AS, Addas pun kaget dan tercengang.
Addas pun bertanya kepada beliau SAW, "Apa yang engkau ketahui tentang Yunus bin Matta?" Rasulullah SAW menjawab, "Beliau adalah saudaraku. Ia seorang nabi begitupun aku." Dari hal inilah, Addas masuk Islam.
Kisah tersebut termaktub dalam kitab Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam yang dinukil oleh Dr Rasyid Haylamaz dalam bukunya berjudul 'Mentari Kasih Sayang Rasulullah SAW yang Meluluhkan Kebekuan Hati'.
Pada saat ekspansi, Rasulullah SAW melakukannya dengan penaklukan hati. Misalnya ketika Nabi SAW menuju Tsaqif untuk memblokade Thaif, dan beliau melewati sebuah kuburan tak bernama, kemudian berdiri di bagian kepalanya dan bersabda kepada para sahabat:
"Ini adalah kuburan Abi Rigaal, nenek moyang Tsaqif yang berasal dari Tsamud. Tanah suci ini melindunginya. Ia ditimpa azab yang menimpa kaumnya di tempat ini kemudian ia dikebumikan di sini. Sebagai buktinya ia dikuburkan bersama dengan tongkat yang terbuat dari emas, jika menggalinya pasti kalian temukan." (Al Mu'jam Al Wasith karya Imam Ath-Thabrani)
Hal tersebut adalah strategi Nabi SAW ketika menuju Tsaqif dalam rangka menyelesaikan masalah dengan cara damai. Sahabat pun bergegas menggali kuburan tersebut lalu menemukan tongkat sebagaimana yang disampaikan Rasulullah SAW. Ini sekaligus menjadi bukti kebenaran ucapan beliau SAW.