Kamis 03 Aug 2023 18:40 WIB

Apa Maksud Anjuran Ulama untuk Meninggalkan Dunia? ini Penjelasannya

Meninggalkan dunia dimaksudkan untuk menjernihkan hati.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Zikir bagian dari upaya meninggalkan dunia.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Zikir bagian dari upaya meninggalkan dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utsman bin Affan Radhiyallahu 'anhu adalah sahabat Nabi Muhammad SAW. Pria yang berasal dari klan Umayyah merupakan salah satu sosok pertama yang memeluk Islam bersamaan dengan Ali bin Abi Thalib dan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Sahabat Nabi yang diberi julukan Dzun Nurrain yang berarti pemilik dua cahaya ini meriwayatkan sebuah riwayat agar dicintai Allah SWT, malaikat dan manusia.

Baca Juga

"Siapapun yang meninggalkan urusan duniawinya, maka dia akan dicintai oleh Allah. Siapapun yang menjauhi perbuatan dosa, maka dia akan disenangi oleh malaikat. Siapapun yang menjauhkan sifat tamak dari dalam dirinya, dia pasti akan dicintai oleh manusia pada umumnya (kaum muslimin)." 

Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani dalam bukunya Nashaihul Ibad menjelaskan, meninggalkan dunia maksudnya adalah tidak senang terhadap glamornya kehidupan dunia. Caranya dengan memperbanyak puasa dan tidak pernah ingin dipuji orang lain dalam setiap perbuatannya. Orang yang mampu berbuat seperti itu pasti dicintai oleh Allah SWT.

Orang yang mau menjauhi perbuatan dosa dan segala yang dapat menjerumuskan ke dalam perbuatan dosa, niscaya akan dicintai oleh malaikat. Karena malaikat sudah tidak lagi disibukan untuk mencatat kejelekan orang tersebut.

Orang yang membuang jauh sifat tamak dari dalam dirinya, pasti akan dicintai oleh banyak kaum Muslimin, karena tidak mengotori hati mereka. Dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.

Untuk diketahui, salah satu kisah menonjol yang dilakukan Utsman bin Affan adalah saat dia membeli sumur dari seorang Yahudi saat hidup di Madinah. Hal itu dilakukan lantaran umat Nabi Muhammad SAW sangat membutuhkan sumber air minum. Mereka pun mengadu kepada Rasulullah SAW.

Yahudi kikir itu sebelumnya menjual air kepada umat Muslim dengan harga yang tinggi. Utsman bin Affan sosok yang memang dikenal dermawan ini lantas memberikan air tersebut secara cuma-cuma kepada seluruh masyarakat yang berada di sekitar sumur tersebut, setelah ia membeli sumur itu dari seorang Yahudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement