Kamis 03 Aug 2023 16:31 WIB

Ibnu Qayyim Berbagi Cara Meningkatkan Kesabaran dalam Hidup

Ibnu Qayyim ingatkan Allah siapkan obat dari setiap penyakit.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
 Ibnu Al-Qayyim Berbagi Cara Meningkatkan Kesabaran dalam Hidup. Foto:  Ulama (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Ibnu Al-Qayyim Berbagi Cara Meningkatkan Kesabaran dalam Hidup. Foto: Ulama (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Allah SWT telah memerintahkan seluruh umat-Nya untuk bersabar. Dia juga telah menyediakan beberapa sarana yang mengarah ke sana dan mendukungnya.

Dilansir dari About Islam, Kamis (3/8/2023), Ibnu Al-Qayyim Al Jawziyya menyebut setiap kali Allah SWT menetapkan sesuatu, Dia juga akan memberikan bantuan yang diperlukan sekaligus menetapkan cara untuk mempertahankannya.

Baca Juga

"Sungguh, Allah Yang Maha Kuasa tidak pernah menimpakan penyakit kecuali Dia menyediakan obatnya, yang dengannya kesembuhan dipastikan jika Dia menghendaki. Meski sulit bagi jiwa, kesabaran bisa diraih dan layak untuk diperjuangkan," ucap dia.

Kesabaran disebut memiliki dua aspek, yaitu teori dan praktik. Dalam hal ini, penyembuhan hati dan tubuh telah ditemukan. Aspek teoretis dan aspek praktis harus ada, sehingga perawatan yang paling efektif dapat difasilitasi.

Aspek teoretis menuntut seseorang untuk mengenal kebaikan, manfaat, kebahagiaan dan kesempurnaan kewajiban Ilahi, serta keburukan dan bahaya dari apa yang dilarang.

"Ketika seseorang menambahkan tekadnya yang tulus, kemauan yang kuat dan rasa hormat, kesabaran adalah hasilnya. Ketika ini terjadi, kesulitan menjadi tidak penting, kepahitan berubah menjadi kesenangan dan penderitaan berubah menjadi kegembiraan," lanjut dia.

Ibnu Qayyim juga menyebut ada perjuangan terus-menerus antara kesabaran dan ketidaksabaran. Keduanya mencari kemenangan atas yang lain, tetapi kemenangan salah satu pihak hanya akan terjamin jika seseorang mendukung satu pihak melawan pihak lainnya.

Ketika nafsu dan keinginan seseorang menjadi lebih kuat dan mendapatkan keunggulan, sampai-sampai kelegaan tidak dapat dicapai, maka seseorang biasanya akan tergoda oleh janji-janji pemuasan dan terhalang dari ingatan dan perenungan Ilahi, tentang apa yang bermanfaat bagi dirinya baik di dunia maupun di akhirat.

Namun, jika seseorang memutuskan untuk melawan dan mencari pengobatan untuk infeksi spiritual semacam itu, dia dapat mencapainya dengan memperhatikan hal-hal berikut:

Pertama, sisi negatif dari hasrat dipupuk oleh apa yang merangsang dan menggerakkannya menjadi tindakan. Jadi, untuk melemahkan efek dari proses ini, seseorang harus menghindari rangsangan yang mungkin terjadi, seperti kelebihan makanan, misalnya.

"Puasa membantu mengendalikan nafsu seseorang, terutama jika kemudian dia berbuka puasa dengan makanan yang sederhana," kata dia.

Kedua, keinginan sering dirangsang oleh tatapan mata. Oleh karena itu, seseorang harus menurunkan pandangannya sebanyak mungkin. Motivasi kehendak dan keinginan seseorang, yang dengannya hati dapat digerakkan, kerap digerakkan oleh pandangan.

Ibnu Al-Qayyim menyebut tatapan seperti itu adalah panah beracun Setan. Setan mengirimkan anak panahnya ke hati yang tidak bersenjata.

"Armor di sini berkonotasi menurunkan atau mengalihkan mata seseorang. Panah seperti itu dilemparkan dari haluan bentuk fisik. Jika seseorang menjauhinya, ia meleset dari sasarannya, tetapi jika tidak, hati akan terpukul," ujar ahli hukum Islam terkenal yang lahir di Hauran 691 H ini.

Ketiga, kesenangan harus dicari sesuai dengan apa yang diperbolehkan oleh Allah SWT. Naluri alami manusia dapat dipuaskan dengan apa yang diizinkan oleh Allah SWT.

Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW. Cara ini disebut sebagai pengobatan yang efektif, yang diresepkan untuk kebanyakan orang.

Keempat, bahaya perbuatan salah di dunia ini harus dipertimbangkan. Bahkan jika tidak ada Surga atau Neraka, merenungkan bahaya kesalahan di dunia ini terbilang cukup untuk membuat orang menjauh dari perbuatan salah.

Kelima, seseorang harus memikirkan aspek buruk dari kecenderungan jahat dan keinginan jiwa. Manusia yang memiliki rasa hormat, meski yang paling kecil pun, secara alami tidak akna suka terlibat dalam urusan jahat apa pun.  

Sumber:

https://aboutislam.net/shariah/refine-your-heart/advice/imam-ibn-al-qayyim-tips-improve-patience/2/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement