REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perjalanan dakwah Nabi Muhammad ﷺ dalam menyebarkan islam penuh dengan tantangan. Termasuk penentangan dari pembesar dan pemimpin suku Quraisy pada 613 - 615 M.
Dikutip dari buku Nabi Islam Muhammad ﷺ oleh Islamic Sciences and Research Academy of Australia, setelah tiga tahun berdakwah secara sembunyi-sembunyi, Muhammad dan para sahabatnya berdakwah dan menyeru manusia secara terang-terangan. Muhammad mengajak kaumnya untuk beriman kepada Allah dan meninggalkan penyembahan kepada berhala, tetapi para pemimpin dan pembesar Quraisy tidak menerima dakwahnya, mereka malah mendakwa Muhammad dengan tuduhan telah gila, tuduhan bahwa ia seorang penyair, penyihir.
Padahal Muhammad terkenal pada awalnya seorang yang jujur dan terpercaya dan mereka mengakuinya. Para pembesar Quraisy berusaha menghalangi dakwah Muhammad dengan berbagai cara. Sesekali dengan iming-iming manis, terkadang juga dengan ancaman.
Mereka juga menghalangi orang-orang untuk mendengar apa yang disampaikan Muhammad. Mereka memusuhi siapa saja yang masuk Islam, menyiksa orang-orang fakir, orang-orang yang lemah serta budak sahaya yang masuk Islam. Mereka bunuh sebagian. Pun tidak segan-segan mereka menyakiti Muhammad.
Dalam kondisi seperti itu, Muhammad menghibur para sahabatnya supaya tetap sabar dan komitmen. Muhammad mengadakan pertemuan dengan para sahabatnya di rumah Dar Al Arqam bin Abi Al Arqam Al Makhzumi. Rumah ini menjadi sekolah bagi para sahabat. Di sana Muhammad mengajari Alquran yang turun sebagai wahyu kepadanya.
Nabi Muhammad juga mengajari mereka akhlak yang mulia, menanamkan nilai-nilai dan rasa tanggung jawab serta berpegang teguh dalam menyampaikan risalah Allah kepada manusia semuanya. Ketika Muhammad melihat penyiksaan demi penyiksaan ditimpakan kepada para sahabatnya, ia mengizinkan mereka untuk berhijrah ke Habasyah (sekarang bernama Etiopia) yang dipimpin oleh seorang raja adil bernama An Najasyi.
Pada masa ini, beriman pula dua orang yang termasuk pembesar Makkah, yaitu Umar bin Khattab dan Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasul. Masa ini merupakan kunci dan pembuka dakwah Islam.