REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Rasulullah SAW telah memberikan banyak teladan kepada umatnya. Beliau juga merupakan sebaik-baik pendidik anak. Rasulullah telah mengingatkan para orang tua untuk mewaspadai orientasi seksual anak sejak dini.
Dalam buku “Anakku Bertanya tentang LGBT” karya Sinyo dijelaskan beberapa teladan dari Rasulullah tentang pendidikan anak, terutama pada pengenalan seksualitas. Sehingga, anak tidak menjadi seorang homoseksual atau LGBT.
Di antara teladan Rasulullah SAW yaitu sejak dini anak-anak perlu diberi pemahaman tentang batasan aurat laki-laki dan wanita serta cara menjaga pandangan darinya. Usahakan agar tempat tidur anak-anak terpisah dan larang mereka untuk satu selimut dengan saudara mereka walaupun sesama jenis.
Banyak hikmah yang tekandung dari pemisahan ini. Karena, orang tua sekali pun tidak pernah tahu apa yang ada di dalam hati dan pikiran anak-anak, dan apa yang akan terjadi.
Perintah-perintah dalam hadits berikut menunjukkan betapa Islam menghormati anak-anak sejak dini agar mereka dapat berkembang secara sehat sesuai dengan fitrah.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
“Suruhlah anak-anak kalian mengerjakan sholat ketika berumur tujuh tahun. Pukullah mereka jika berusia 10 tahun (jika belum mau mengerjakan sholat). Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan). Apabila salah seorang dari kami menikahkan hamba sahayanya atau karyawannya, janganlah kamu melihat auratnya sedikit pun. Sungguh, bagian tubuh dari pusar hingga lutut adalah aurat” (HR Abu Daud).
Untuk mencegah anak agar tidak menjadi LGBT, dalam hadits juga dikatakan,
“Seorang laki-laki tidak boleh melihat aurat sesama laki-laki, dan seorang perempuan tidak boleh melihat aurat sesama perempuan. Seorang laki-laki tidak boleh tidur dengan laki-laki lain dalam satu selimut, dan seorang perempuan tidak boleh tidur dengan perempuan lain dalam satu selimut” (HR Muslim).