Senin 31 Jul 2023 16:34 WIB

Deretan Negara Barat yang Tolak Keras Aksi Pembakaran Alquran

AS mengatakan tindakan membakar Alquran adalah perbuatan kurang ajar.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengusulkan agar masyarakat Eropa untuk membentuk aliansi antar agama. Hal itu untuk merespon pembakaran Alquran yang terjadi di Swedia.
Foto: AP
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengusulkan agar masyarakat Eropa untuk membentuk aliansi antar agama. Hal itu untuk merespon pembakaran Alquran yang terjadi di Swedia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa pekan terakhir dunia digaduhkan dengan aksi protes dan pembakaran Alquran. Aksi-aksi tersebut terjadi di dua negara Skandinavia, yaitu Swedia dan Denmark.

Insiden pertama terjadi pada Januari, saat politikus sayap kanan Rasmus Paludan membakar Alquran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm. Di bulan berikutnya, polisi sempat menolak permintaan izin pembakaran dua Alquran dengan alasan keamanan.

Baca Juga

Namun, aksi ini kembali terjadi pada Juni, ketika seorang pengungsi Irak berusia 37 tahun membakar Alquran di depan Masjid Stockholm Medborgarplatsen. Aksi Salwan Momika, nama pelaku, terjadi tepat saat Muslim seluruh dunia tengah merayakan Idul Adha.

Aksi selanjutnya berulang di bulan Juli ini di Kopenhagen, Denmark. Setidaknya dua aksi pembakaran Alquran dilaporkan yang memicu kecaman dari berbagai pihak di dunia.

Dihimpun dari berbagai sumber, kecaman-kecaman tersebut tidak hanya disuarakan oleh negara-negara Timur Tengah atau mayoritas Islam. Hal ini juga berlangsung di beberapa negara Barat, yang mana masalah tersebut juga menyita perhatian serius dari PBB.

Berikut beberapa negara Barat yang mengeluarkan kecaman pembakaran Alquran.

Deretan Negara Barat Tolak Keras Pembakaran Alquran

1. Amerika Serikat

Negara Paman Sam mengatakan tindakan membakar kitab suci adalah perbuatan kurang ajar. Hal ini disampaikan tepat satu hari setelah kembali terjadinya aksi pembakaran Alquran di Swedia.

"Kami telah berulang kali mengatakan membakar kitab suci adalah sikap kurang ajar dan menyakitkan. Apa yang mungkin legal bukan berarti pantas," kata Deputi Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Vedant Patel, saat menjawab pertanyaan mengenai aksi provokasi tersebut, dikutip di Anadolu Agency, Kamis (29/6/2023).

Pihaknya pun disebut akan membiarkan pemerintah Swedia dan penegak hukum setempat berbicara secara khusus atau lebih terutama tentang insiden ini secara luas. Selain itu, mereka terus mendorong Hungaria dan Turki untuk meratifikasi protokol bergabungnya Swedia (ke NATO) tanpa penundaan, sehingga mereka kami dapat menyambut Swedia ke dalam aliansi secepatnya.

Negara selanjutnya...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement