Senin 31 Jul 2023 13:36 WIB

Cara Praktis Hilangkan Stres Menurut Syekh Nawawi al-Banteni

Ada tiga perkara yang dapat menghilangkan kegundahan (pikiran stres).

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Cara Praktis Hilangkan Stres Menurut Syekh Nawawi al-Banteni
Foto: ANTARA/Siswowidodo
Cara Praktis Hilangkan Stres Menurut Syekh Nawawi al-Banteni

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam bukunya Nashaihul Ibad memberikan pesan dan saran untuk mengatasi kegundahan hati atau dalam bahasa modern disebut pikiran stres.

Syekh Nawawi al-Banteni menukil perkataan para hukama, yakni para ahli hikmah atau makrifat dalam mengatasi stres.

Baca Juga

"Tiga perkara yang dapat menghilangkan kegundahan (pikiran stres), yaitu zikir (mengingat) Allah SWT, silaturrahim kepada para wali Allah, dan memperhatikan perkataan hukama." (Kitab Nashaihul Ibad, Syekh Nawawi al-Banteni)

Berzikir kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dengan membaca tahlil, hauqalah (La haula wa la quwwata illa billah) dan dengan bermunajat kepada-Nya.

Bermunajat kepada Allah SWT dapat dilakukan dengan cara membaca doa seperti ini.

"Wahai Dzat Yang Maha Penolong setiap orang yang merana, yang menyeru kepada-Nya. Wahai Dzat Yang Maha Mengabulkan doa orang yang sengsara. Wahai Dzat Yang Maha Bijaksana terhadap setiap orang yang bersalah dan durhaka. Wahai Dzat yang mencukupi setiap orang yang lebih mementingkan-Mu daripada dunianya."

"Aku memohon kepada-Mu untuk dapat mencapai sesuatu yang tidak dapat aku gapai tanpa pertolongan-Mu, dapat menolak sesuatu yang tidak dapat aku tolak melainkan dengan kekuatan-Mu, dan aku memohon kepada-Mu kebaikan yang penuh sejahtera dan kesejahteraan yang penuh kebaikan. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih di atas semua yang berbelas kasih."

Dalam kitab Nashaihul Ibad dijelaskan bahwa yang dimaksud para wali Allah adalah para ulama dan aulia shalihin. Sementara, yang dimaksud perkataan hukama adalah nasihat mereka yang berisi petunjuk untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Dilansir dari kitab Nashaihul Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement