• Nabi SAW sangat bersemangat berpuasa pada hari itu
Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata:
Aku tidak pernah melihat Nabi ﷺ benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari ‘Asyura dan puasa bulan Ramadhan. (HR. Bukhari: 2006, Muslim: 1132)
• Hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil
Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata: “Nabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa ‘Asyura. Nabi ﷺ bertanya: “Puasa apa ini?” Mereka menjawab: “Hari ini adalah hari yang baik, hari di mana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan kami pun ikut berpuasa. Nabi berkata: “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”. Akhirnya Nabi ﷺ berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa juga”. (HR. Bukhari: 2004, Muslim: 1130)
• Puasa ‘Asyura dahulu diwajibkan
Dahulu puasa ‘Asyura diwajibkan sebelum turunnya kewajiban puasa Ramadhan. Hal ini menujukkan keutamaan puasa ‘Asyura pada awal perkaranya.
Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma berkata: “Nabi dahulu puasa ‘Asyura dan memerintahkan manusia agar berpuasa pula. Ketika turun kewajiban puasa Ramadhan, puasa ‘Asyura ditinggalkan”. (HR. Bukhari: 1892, Muslim: 1126)
• Puasa ini jatuh pada bulan haram
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Puasa yang paling afdhal setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram. (HR Muslim)