Almarhum Syekh Sayyed Sabiq, dalam bukunya Fiqh As-Sunnah menyatakan, Abu Hurairah melaporkan: "Saya bertanya kepada Nabi: 'Doa apa yang terbaik setelah sholat wajib?' Dia berkata: 'Doa di tengah malam.' Saya bertanya: 'Puasa apa yang terbaik setelah Ramadhan?' Dia berkata, 'Bulan Allah yang kamu sebut Muharram'." (Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)
Humayd ibn Abd al-Rahman ibn Auf mendengar Muawiyah ibn Abi Sufyan berkata dari mimbar pada hari Asyura di tahun dia melakukan haji, “Orang-orang Madinah, di manakah orang-orang terpelajarmu? Aku mendengar Rasulullah (SAW) mengatakan tentang hari ini, 'Ini adalah hari Asyura, dan puasa tidak diwajibkan untukmu. Saya berpuasa, dan siapa di antara kalian yang ingin berpuasa, boleh melakukannya dan siapa yang tidak mau, tidak wajib.' (Al-Muwatta)
BACA JUGA: Pesan Menyentuh Sinead O'Connor Jelang Wafatnya, Ungkap Perasaan tentang Putranya yang Bunuh Diri
Patut dicatat para cendekiawan Muslim menyatakan puasa Asyura terdiri dari tiga tingkatan sebagai berikut.
Tiga Tingkatan Puasa Asyura
1. Puasa selama tiga hari, yaitu pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram;
2. Puasa tanggal 9 dan 10 Muharram; dan
3. Puasa hanya tanggal 10 Muharram.
Untuk diingat, puasa tanggal 9 Muharram sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ibnu Abbas biasa berkata, "Kita harus berpuasa pada dua hari, tanggal 9 dan 10 Muharram, untuk membedakan diri kita dari komunitas Yahudi." (At-Tirmidzi)