Jumat 28 Jul 2023 05:41 WIB

Kiprah Nana Asma’u dari Nigeria, Ikon Feminis Islam di Era Awal

Ia dikenal sebagai seorang penyair, cendekiawan, guru, polymath, dan intelektual.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Muslimah
Foto: Pixabay
Ilustrasi Muslimah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tersembunyi di Savana Nigeria, dipenuhi dengan hutan hujan, kelapa sawit, dan kesuburan; nyala api menyalakan pemberdayaan, kepemimpinan, dan kompetensi perempuan yang menyegarkan. Dari wilayah inilah sosok Nana Asma’u hadir.

Ia belakangan dikenal publik sebagai ikon feminis Islam awal. Dilansir di About Islam, cahaya karya dari Nana terus menginspirasi dan dipraktikkan 153 tahun setelah kematiannya. Putri khalifah Sokoto ini dinamai Asma' binti Abu Bakar, dialah Nana Asma'u.

Baca Juga

Inggris mengenalinya sebagai ikon feminis awal. Muslim Afrika Barat menghormatinya, memuji upayanya dalam meningkatkan hak-hak perempuan untuk belajar dan menjadi anggota aktif dalam masyarakat, memperkuat peran ganda gender, hak-hak yang secara egois diabaikan generasi sebelumnya.

Selama waktunya, ia mempengaruhi massa di Afrika Barat, intelektual dari Tepi Sungai Nil, dan cendekiawan di pinggiran Timur Tengah. Ia dikenal sebagai seorang penyair, cendekiawan, guru, polymath, dan intelektual dalam dirinya sendiri. Kontribusi Asma'u kepada masyarakat memusnahkan stereotip apokrif perempuan Muslim dalam sejarah sebagai makhluk yang dipaksa untuk diam dan hanya menangani tugas rumah tangga.

Puluhan tahun kemudian, selama penjajahan Inggris, delegasi Inggris akan terkejut menanggapi standar mulia lingkungan intelektual di mana masyarakat Sokoto beroperasi.

Ketika Jean Boyd dikirim oleh Inggris untuk mendidik orang Nigeria, dia mencatat, “Di sini ada literasi, ada Tuhan, jadi izinkan saya kembali dan mencoba belajar dari orang yang seharusnya saya didik.”

Awal kisah...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement