Selasa 18 Jul 2023 11:37 WIB

1 Muharam dan Pentingnya Menjaga Kelender Hijriah

1 Muharram menjadi tanggal dan bulan pertama Hijriyah.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Infografis Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Hijriyah. Ilustrasi masjid
Foto: Republika.co.id
Infografis Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Hijriyah. Ilustrasi masjid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Tanggal 1 Muharam menjadi tanggal dan bulan pertama dalam penanggalan atau kalender Hijriyah (tarikh hijriy). Penanggalan Hijriyah sangat penting untuk dipertahankan oleh umat Muslim. Setidaknya karena beberapa sebab sebagaimana dipaparkan KH. Muhammad Sholihin dalam buku Di Balik 7 Hari Besar Islam, Sejarah, Makna dan Amaliah yang diterbitkan Garudhawaca pada 2012.

Pertama, kalender Hijriyah menjaga kepribadian sejarah umat Islam. KH. Muhammad Sholihin menjelaskan bahwa senja peristiwa-peristiwa keislaman telah tertulis dan dikonfirmasikan sesuai dengan tarikh hijriy. Kehidupan Rasulullah, perjalanan jihad, qital, dakwah apapun penurunan Wahyu telah ditulis sesuai dengan tarikh hijriy. Demikian pula peristiwa-peristiwa besar seperti kepemimpinan khulafa' al-rasyidin, berbagai pertempuran-pertempuran penting umat Islam seperti Badar Kubra, Fathu Makkah, Qaddisiyyah dan Yarmuk, bahkan kitab-kitab biografi dan histori semua tertulis dengan tarikh hijriy. Belum lagi pencantuman tahun-tahun terbit kitab-kitab tentang Islamologi klasik maupun modern.

Baca Juga

Kedua, kalender Hijriyah, keterkaitannya yang kuat dengan berbagai masalah diniyyah dan ahkam syar'iyyah. Menurut KH. Muhammad Sholihin keterkaitan ini tidak hanya sementara dan terbatas pada zaman tertentu, tetapi bersifat abadi dan menyeluruh (holistis), mulai dari bulan-bulan haram (dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), bulan-bulan haji (Syawal , Dzulqa'dah dan Dzulhijjah), syahr alnahiyam, masa Iddah bagi wanita dalam fiqih, sumpah, nadzar, kaffarah, haul-nya zakat, dia hari raya, puasa-puasa sunah (awal -akhir tahun hijri, Asyura dan lainnya. 

"Dari sini nampak betapa bahayanya peminggiran (marginalisasi) tarikh Hijriy dan penggantiannya dengan tarikh Miladiy (Masehi) . Lebih bahaya lagi, jika umat Islam tidak mengenalnya kecuali hanya sekedar nama. Sebab tarikh Hijriy bisa disebut sebagai bagian dari bangunan sejarah dan peradaban dalam kehidupan umat Islam," tulis KH. Muhammad Sholihin dalam buku Di Balik 7 Hari Besar Islam, Sejarah, Makna dan Amaliah yang diterbitkan Garudhawaca pada 2012.

Sekalipun berbagai kalender lain telah ada seperti tarikh Parsi dan tarikh Romawi, atau penanggalan Jawa dan Cina di Indonesia, namun tarikh Hijriy tidak lepas dari kehidupan umat Islam hingga akhir abad ke 12 H atau abad ke-16 sampai 18 M. Yaitu ketika bangsa-bangsa Barat yang notabene penganut Kristen menjajah negara-negara Arab dan negeri-negeri Islam serta menghapus kebudayaan Islam, termasuk penggantian kalender hijriah dengan kalender Masehi. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement