Rabu 12 Jul 2023 07:00 WIB

Respons Pembakaran Alquran, Kuwait akan Cetak 100 Ribu Alquran dalam Bahasa Swedia

Langkah tersebut datang dalam kerangka menegaskan toleransi agama Islam.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Siswa sekolah Islam Pakistan mengangkat Alquran di jalan saat demonstrasi menentang Swedia di Karachi, Pakistan, (6/7/2023).
Foto: EPA-EFE/SHAHZAIB AKBER
Siswa sekolah Islam Pakistan mengangkat Alquran di jalan saat demonstrasi menentang Swedia di Karachi, Pakistan, (6/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Pemerintah Kuwait mengumumkan rencana menerbitkan 100 ribu eksemplar Alquran dalam bahasa Swedia untuk didistribusikan di negara Skandinavia tersebut. Hal itu dilakukan sebagai tanggapan atas insiden pembakaran Alquran yang provokatif di Stockholm pada hari raya Idul Adha.

Dilansir dari Middle East Monitor, Rabu (12/7/2023), Dewan Menteri membuat keputusan selama pertemuan mingguannya dengan inisiatif yang diajukan oleh Perdana Menteri Sheikh Ahmad Nawaf Al-Ahmad Al-Sabah. Ia kemudian menugaskan Otoritas Publik untuk Perawatan Publik untuk mencetak dan menerbitkan salinan Alquran.

Baca Juga

Menurut Kantor Berita Kuwait (KUNA), langkah tersebut datang dalam kerangka menegaskan toleransi agama Islam dan menyebarkan nilai-nilai Islam dan koeksistensi di antara semua manusia. Publikasi Alquran yang diterjemahkan diharapkan akan segera selesai.

Berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Alquran dengan terjemahan bahasa Swedia akan didistribusikan ke masjid, perpustakaan, sekolah, dan lembaga lain di seluruh Swedia. Pekerjaan penerjemahan itu dulu dilakukan oleh almarhum Knut Bernstrom, seorang penerjemah Swedia terkenal dan masuk Islam.

Kuwait termasuk di antara banyak negara mayoritas Muslim dan Arab yang mengutuk insiden pembakaran Alquran yang diizinkan oleh otoritas Swedia. Kementerian Luar Negeri Kuwait menyatakan langkah provokatif yang serius ini menyinggung Muslim di seluruh dunia.

"Kuwait mengingatkan komunitas internasional dan semua negara yang peduli dengan tanggung jawab mereka untuk bertindak melawan kebencian dan ekstremisme agama, dan menghentikan tindakan bermusuhan yang menargetkan kesucian Muslim," tambah kementerian itu.

“Pelaku dari tindakan bermusuhan semacam itu harus dicegah untuk menggunakan prinsip kebebasan sebagai taktik untuk membenarkan permusuhan terhadap Islam atau iman suci apa pun,” kata kementerian.

Juga dilaporkan kemarin bahwa Kuwait berpartisipasi dalam mempersiapkan rancangan resolusi, bersama Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang akan dipresentasikan di hadapan Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC) untuk menghadapi kebencian agama dan menodai kesucian agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement