REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akhir-akhir ini kaum LGBT atau kaum pelangi semakin terbuka dan berani dalam melaksanakan kegiatannya di hadapan publik, termasuk di Indonesia. Bahkan, kabarnya kaum pelangi se-ASEAN akan melakukan kumpul bareng di Jakarta pada 17-21 Juli 2023.
Di dalam kelompok kaum pelangi ini, manusia diperbolehkan melakukan hubungan sesama jenis. Padahal, sejarah telah mencatat perbuatan menyimpang itulah yang menjerumuskan manusia ke lubang kemaksiatan, khususnya kaum Nabi Luth atau yang dikenal sebagai kaum Sodom.
Dikisahkan dalam Islam bahwa Nabi Luth diutus Allah ke masyarakat Sodom dan Gomora di sekitar Laut Mati. Umat Nabi Luth ini melakukan praktik sodomi atau homoseksualitas serta melakukan segala macam dosa lainnya. Akibatnya, Allah murka dan mereka akhirnya dihukum dan dilenyapkan dari muka bumi.
Dalam Islam, kisah kaum Sodom itu disebutkan dalam Alquran dan juga memiliki nilai moral yang penting. Kisah ini terutama ditemukan dalam beberapa surat Alquran, di antaranya dalam Surat Al-A'raf (80-84), Surat Hud (74-83), Surat Al-Hijr (58-77), Surat Al-Ankabut (28-35), dan Surat Asy-Syu'ara (160-175).
Dikisahkan, Sodom adalah sebuah kota yang penuh dengan kemaksiatan, termasuk perilaku homoseksual yang meluas. Ketika Nabi Luth diutus oleh Allah untuk memberikan peringatan kepada kaumnya dan mengajak mereka meninggalkan perbuatan yang jahat, kaum Sodom menolak mendengarkan dan tetap dalam keingkaran mereka.
Akhirnya, Allah menghancurkan kaum Sodom dengan azab yang dahsyat. Mereka dihancurkan dengan gempa bumi yang hebat yang disertai hujan batu belerang yang menyala-nyala. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran.
وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَّطَرًاۗ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِيْنَ ࣖ
Artinya: “Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu.” (QS Al-A'raf Ayat 84)
Hanya Nabi Luth dan keluarganya yang diselamatkan...