Jumat 07 Jul 2023 23:22 WIB

Akhir Mengenaskan Abu Jahal yang Angkuh, Salah Satu Penghalang Utama Dakwah Islam

Abu Jahal tewas dalam Perang Badar.

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Lokasi Perang Badar (ilustrasi). Abu Jahal tewas dalam Perang Badar
Foto: wikipedia
Lokasi Perang Badar (ilustrasi). Abu Jahal tewas dalam Perang Badar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Abu Jahal adalah seorang tokoh sejarah yang terkenal dalam sejarah Islam. Dia merupakan salah satu tokoh antagonis Nabi Muhammad SAW pada masa awal penyebaran agama Islam di Makkah.

Nama aslinya adalah Amr bin Hisham. Ia adalah salah satu anggota suku Quraisy yang kaya dan berpengaruh di Makkah. 

Baca Juga

Dia secara aktif menentang ajaran Islam dan melakukan berbagai upaya untuk menghentikan penyebarannya.

Permusuhannya yang tiada henti terhadap Islam membuatnya dijuluki "bapak kebodohan" (Abu Jahal).

Abu Jahal dikenal karena perlakuannya yang kasar dan kejam terhadap para pengikut Nabi Muhammad SAW. Dia sering melakukan penindasan, pelecehan, dan kekerasan fisik terhadap mereka. 

Abu Jahal juga menggunakan kekayaan dan pengaruhnya untuk mengisolasi dan menyiksa keluarga-keluarga Muslim yang lemah.

Namun, meskipun perlawanan dan penganiayaan yang dilakukan oleh Abu Jahal dan para pemimpin Quraisy lainnya, Islam terus berkembang dan jumlah pengikutnya semakin bertambah. Pada akhirnya, pada 630 M, 

Nabi Muhammad SAW berhasil memasuki Mekah dengan pasukan Muslimnya, dan banyak musuh-musuhnya yang memeluk Islam.

Abu Jahal sendiri tewas dalam Pertempuran Badar pada tahun 624 M. Kematian Abu Jahal menjadi satu momen penting dalam sejarah awal Islam dan dianggap sebagai kekalahan bagi mereka yang menentang Islam.

Dalam buku "115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW" karya Fuad Abdurahman dikisahkan bahwa ada dua orang remaja yang bersemangat terjun ke medan perang Badar mereka adalah Muaz bin Amr bin Jamuh dan Muawwaz bin Afra.

Abdurrahman bin Auf menuturkan kisah tentang mereka:

"Aku berada dalam barisan kaum Muslim pada Perang Badar. Tiba-tiba aku melihat dua remaja belia di sebelah kanan dan kiriku. Aku nyaris tidak mempercayai penglihatanku. Salah seorang dari mereka berbisik kepadaku, 'Hai Paman, tunjukkan kepadaku mana orang yang bernama Abu Jahal.'"

"Wahai anakku apa yang akan kamu lakukan kepadanya?"

"Aku mendapat kabar ia telah menghina Rasulullah. Aku telah bersumpah, jika melihatnya aku pasti akan menyerangnya sampai mati."

"Tentu saja aku sangat mengagumi semangat dan keberaniannya. Lalu remaja lainnya mengatakan ucapan yang sama. Tak lama kemudian aku melihat Abu Jahal di antara kerumunan musuh. 'Kalian lihat orang itu? Ialah orang yang kalian tanyakan tadi,' kataku kepada keduanya."

Maka, kedua remaja itu mencabut pandang masing-masing dan merengsek maju mendekati Abu Jahal dan bersama-sama menyerangnya hingga ia tewas.

Selesai perang, Rasulullah SAW memerintahkan kaum Muslimin untuk mencari mayat Abu Jahal. Ibnu Mas'ud kemudian membawa kepala Abu Jahal ke hadapan Rasulullah SAW seraya meneriakkan takbir. 'Inilah Firaun umat ini," tegas Rasulullah SAW. "Siapakah yang telah membunuhnya?'"

Baca juga: Jalan Hidayah Mualaf Yusuf tak Terduga, Menjatuhkan Buku Biografi Rasulullah SAW di Toko

"Kudengar ada dua orang remaja yang mengaku telah membunuhnya, yaitu Muaz dan Muawwaz," jawab salah seorang sahabat.

"Suruh keluar remaja itu menghadap kepadaku sekarang juga!" perintah Rasulullah

Mereka pun dihadapkan kepada Rasulullah dan kemudian menceritakan apa yang telah mereka lakukan. "Siapakah di antara kalian yang telah membunuhnya?" tanya Rasulullah.

Masing-masing mengaku bahwa ialah yang telah membunuh Abu Jahal. "Apakah kalian sudah membersihkan pedang kalian?"

"Belum!" jawab keduanya serentak.

"Kalian berdua telah membunuhnya," ujar Rasulullah SAW setelah memeriksa pedang mereka."  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement