Kamis 06 Jul 2023 13:39 WIB

Ilmuwan Muslim tak Dikenal Tapi Kemudian Mengubah Ilmu Kedokteran Dunia

Manuskrip ini jadi temuan yang mengubah ilmu kedokteran khususnya sirkulasi darah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi ilmuwan Islam.
Foto:

Adapun berdasarkan penemuan mikrosirkulasi Ibnu Al Nafis, ada proses sirkulasi yang disebut sirkulasi pulmonal yang juga dikatakan sebagai sirkulasi paru. Dalam pembuluh darah yang kecil terdapat udara yang diserap dari paru-paru, lalu darah itu dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh.

Dengan kata lain, darah yang telah bercampur dengan oksigen, dari paru-paru kemudian masuk melalui vena pulmonari ke serambi kiri jantung. Darah bersih ini sampai ke bilik kiri, untuk kemudian dipompa ke seluruh tubuh.

Ibnu Al Nafis tidak mendapat tempat untuk populer atas penemuannya itu. Meski demikian, dokter asal Mesir, Muhyiddin Al Tatawi mengungkap kehebatan Ibnu Al Nafis pada 1924 saat sedang mengerjakan disertasi doktoralnya di Jerman berjudul 'Ad-Damawiyah Ar-Ri'awiyah wafqon lil Qurosyi' (Hematologi Paru Menurut Al Qurosyi).

Saat itu Al Tatawi sedang melihat manuskrib Arab di Perpustakaan Berlin Jerman, lalu menemukan manuskrip Ibnu Al Nafis berjudul 'Syarh Tasyrih Al-Qonun li Ibnu Sina' yang berarti 'Penjelasan Anatomi Hukum Ibnu Sina'.

Al Tatawi tertarik mempelajari manuskrip itu dan biografi pemiliknya. Sehingga dia memutuskan untuk menulis disertasinya tentang Ibnu Al Nafis dan menyerahkannya kepada Universitas Freiburg Jerman.

Awalnya, Al Tatawi tidak percaya dengan apa yang ada dalam penelitian ilmiahnya itu. Dia pun meminta bantuan seorang dokter yang juga orientalis asal Jerman, Otto Meyerhof, yang saat itu berada di Kairo. Dia dikirimi salinan surat Al Tatawi, untuk dimintai pendapatnya.

Meyerhof mendukung apa yang tercantum dalam surat Al Tatawi, dan menyampaikan kepada sejarawan Amerika asal Belgia, George Sarton, terkait kebenaran yang diungkap oleh Ibnu Al Nafis. George Saton kemudian menerbitkan fakta ini di bagian terakhir bukunya "The History of Science". Sedangkan Meyerhof berinisiatif mencari manuskrip Ibnu Al Nafis yang lain.

Meyerhof menerbitkan hasil penelitiannya dalam berbagai artikel, dan sejak itu minat terhadap pemikiran ilmuwan Muslim Ibnu Al Nafis mulai meningkat. Warisan ilmiah dan filosofis Ibnu Al Nafis ditemukan kembali oleh para sarjana dan sejarawan modern.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement