REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Idul Adha tidak hanya menjadi momentum perayaan ibadah kurban. Tetapi, bagi banyak umat Muslim di Indonesia, Idul Adha juga menjadi momentum melakukan ziarah kubur ke makam keluarganya yang telah meninggal.
Ziarah kubur adalah cara yang paling baik untuk mengingatkan diri pada kematian. Meski demikian, hendaknya seseorang yang akan akan berziarah kubur untuk memperhatikan adab-adabnya.
Imam Qurthubi dalam kitab at-Tadzkirah menjelaskan sejumlah adab yang penting untuk diterapkan oleh orang yang berziarah kubur.
Menurut Imam Quthubi orang yang berziarah kubur bertujuan tidak hanya untuk mengunjungi kuburan, tetapi untuk mengharap keridhaan Allah SWT dan mengobati hatinya yang kotor serta menghadiahkan pahala bacaan Alquran kepada si mayit.
فينبغي لمن عزم على الزيارة أن يتأدب بآدابها، ويحضر قلبه في إتيانها “Maka barangsiapa yang hendak berziarah hendaknya ditertibkan adabnya, dan mempersiapkan hatinya dalam melaksanakannya.”
Orang-orang yang melakukan ziarah kubur dilarang berjalan di atas kuburan, duduk-duduk di atas kuburan, dan membuka sepatu atau sandal.
Apabila seseorang tiba di kuburan maka ucapkan "Assalamu'alaikim daar qaumin mu'minin" (selamat atas kalian wahai orang mukmin penghuni kubur).
Jika dia sampai di kubur orang yang dikenalnya dan mengucapkan salam, mayat akan membalas salamnya.
Orang yang melakukan ziarah kubur hendaknya menghadapkan wajahnya ke kuburan ketika sedang berziarah.
Seolah-olah di hadapannya ada orang yang masih hidup. Orang-orang yang melakukan ziarah kubur hendaknya mengambil pelajaran dari orang yang mati, yang berada di dalam tanah, terpisah dari keluarga yang dicintai, kematian datang padanya pada waktu yang tak disangka-sangka.
Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini
Dalam Shahih Muslim dijelaskan bahwa Rasulullah Nabi Muhammad SAW mengajarkan doa ziarah kubur kepada para sahabat.
Rasulullah SAW mengajarkan kepada mereka (para sahabat) apa yang mesti mereka kerjakan apabila mereka hendak ziarah kubur. Maka salah seorang dari mereka membaca doa sebagaimana yang tertera dalam riwayat Abu Bakar.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ، أَسْأَلُ اللَّهَ الْعَافِيَةَ لَنَا وَلَكُمْ
Assalaamu 'alaa ahlad diyaari minal mu'miniina wal muslimiin wa innaa insyaa allahu bikum laahiquun asalullaha lanaa walakumul aafiyah. (Riwayat Zuhair bin Harb).
“Semoga keselamatan tercurah bagi penghuni (kubur) dari kalangan orang-orang Mukmin dan Muslim dan kami insya Allah akan menyusul kalian semua. Saya memohon kepada Allah bagi kami dan bagi kalian keselamatan.”