Selasa 20 Jun 2023 21:33 WIB

Iblis Menghalangi Nabi Ibrahim Berkurban

Ibadah kurban telah ada sejak nabi Ibrahim.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Iblis Menghalangi Nabi Ibrahim Berkurban. Foto:   Suasa kehidupan suku Quraisy di Makkah, masa lalu. (liustrasi)
Foto:

Berdasarkan riwayat Ibnu Abbas itu dijelaskan bahwa pada tanggal 8 Dzulhijjah nabi Ibrahim masih ragu akan mimpinya menyembelih Ismail. Kala itu nabi Ibrahim berada di Mina. Nabi Ibrahim pun merenungkan tentang mimpinya. Karenanya hari itu juga disebut yaumul tarwiyah yang sejatinya memiliki makna hari merenung. 

Keesokan harinya yakni pada 9 Dzulhijjah, nabi Ibrahim kembali bermimpi yang sama yakni dia diperintah untuk menyembelih putranya. Kala itu nabi Ibrahim tengah berwukuf di padang Arafah. Nabi Ibrahim baru mengerti dan yakin bahwa mimpi yang dialaminya adalah mimpi yang benar ayau wahyu (ru'ya as shodiq). Karenanya hari itu disebut juga Yaumul Arafah. 

Maka pada tanggal 10 Dzulhijjah, nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah menyembelih putranya itu. Sejumlah kitab-kitab turats menuliskan bahwa lokasi nabi Ibrahim ketika menyembelih putranya itu berada di sebuah bukit di Mina atau yang kini disebut juga majzaru Mina sebuah tempat penyembelihan kurban di Mina. 

Sementara itu ketika hendak disembelih, setan berupaya untuk menggoyahkan keimanan nabi Ibrahim dan keluarganya. Akan tetapi keimanan mereka tidak tergoyahkan. Sebelum nabi Ibrahim dan putranya sampai di tempat yang dituju, tiba-tiba Iblis datang menggoda nabi Ibrahim agar menghentikan niatnya tersebut. Namun, dengan penuh keyakinan dan ketakwaan kepada Allah SWT, nabi Ibrahim tetap melaksanakan perintah itu. Ia tahu tujuan iblis pada hakikatnya adalah untuk mengajak melanggar perintah Allah. Karena itu, nabi Ibrahim kemudian mengambil tujuh batu kerikil dan melemparnya ke Iblis. Inilah yang disebut Jumrah Ula.

Tak berhasil mempengaruhi nabi Ibrahim, Iblis lalu datang menghasut istrinya nabi Ibrahim yaitu Hajar. Iblis mempengaruhi Hajar agar mencegah niat suaminya menyembelih putranya. Sebab seorang ibu pasti tak akan sampai hati membiarkan buah hatinya disembelih. Tapi Hajar menolak dan melempari Iblis dengan batu kerikil. Lokasi pelemparan Hajar itu kemudian dijadikan tempat melempar Jamrah Wusta.

Iblis pun masih berupaya menggagalkan. Ia kemudian mendekati Ismail yang dianggap  masih memiliki keimanan dan ketakwaan yang rapuh. Tapi Ismail justru menunjukan keimanan yang kuat. Ia melakukan perlawanan pada Iblis. Ia kukuh memegang keimanannya dan yakin akan perintah Allah SWT kepada ayahnya yaitu nabi Ibrahim. Lalu nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail lalu bersama-sama melempari Iblis dengan batu kerikil, yang kemudian diabadikan menjadi lemparan Jumrah Aqabah. 

Hingga ketika nabi Ismail telah berada di lempengan batu dan hendak disembelih oleh nabi Ibrahim, Allah SWT menggantikan nabi Ismail dengan seekor hewan yang besar gemuk. Dalam beberapa riwayat disebutkan hewan itu adalah kambing gibas yang putih, besar dan bertanduk. Sejak itulah berkurban menjadi syariat turun temurun hingga kepada umat nabi Muhammad SAW. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement