Selasa 20 Jun 2023 14:55 WIB

Pengobatan Ala Nabi untuk Penderita Penyakit Jantung

Pengobatan ala nabi mendasarkan diri pada prinsip-prinsip sunnah Nabi Muhammad.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Sakit jantung (ilustrasi). Pengobatan Ala Nabi untuk Penderita Penyakit Jantung
Foto: www.maxpixel.com
Sakit jantung (ilustrasi). Pengobatan Ala Nabi untuk Penderita Penyakit Jantung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengobatan ala nabi merujuk pada praktik pengobatan yang didasarkan pada tradisi dan metode yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam mengobati penyakit dan menjaga kesehatan. Ini mencakup penggunaan tumbuhan obat alami dan pengobatan lainnya yang terdokumentasi dalam hadis dan sunnah Nabi.

Pengobatan ala nabi mendasarkan diri pada prinsip-prinsip sunnah Nabi Muhammad SAW dalam menjaga kesehatan dan penyembuhan. Ini termasuk penggunaan beberapa tumbuhan obat alami yang dianjurkan oleh Nabi.

Baca Juga

Banyak sekali hadits yang menceritakan tentang pengobatan dari Nabi Muhamad SAW. Di antara hadits tersebut, Nabi memberikan rekomendasi obat dari pelbagai jenis tumbuhan, hewan, madu, bekam, kay dan lainnya.

Nabi juga selalu menggunakan obat-obatan sesuai takarannya, dosisnya, dan paling utama adalah mengidentifikasi penyakit serta penyebabnya. Bahkan, dalam sebuah hadits nabi diceritakan pernah memberikan ramuan kepada sahabat yang menderita penyakit jantung.

Seorang sahabat, Sa’ad menceritakan bahwa pada suatu hari dirinya menderita sakit, kemudian Rasulullah SAW menjenguknya. Lalu, beliau meletakkan tangannya di tengah dadanya, sampai-sampai jantung Sa'ad merasakan sejuknya tangan beliau.

Kemudian Nabi bersabda,'‘Kamu menderita penyakit jantung. Temuilah Al-Harits bin Kaladah dari Bani Tsaqif, karena sesungguhnya dia adalah seorang tabib (dokter). Dan hendaknya dia (Al-Harits bin Kaladah) mengambil tujuh buah kurma ‘ajwah, kemudian ditumbuk beserta biji-bijinya, kemudian meminumkanmu dengannya.” (HR Abu Daud).

Dalam bukunya yang berjudul Islam & Teknologi, Ustadz Ahmad Sarwat menjelaskan, dalam hadits tersebut Rasulullah mengetahui ramuan obat apa yang sebaiknya diminum oleh penderta penyakit jantung.

Namun, Nabi Muhammad tetap meminta Sa’ad untuk menemui seorang dokter bernama Al-Harits bin Kaladah. Hal ini karena Rasulullah hanya mengetahui ramuan obat secara umum saja. Sementara, Al-Harits dianggap mengetahui lebih detail terkait komposisi, cara meracik, kombinasi dan indikasinya.

Menurut Ustadz Sarwat, pengobatan ala Nabi SAW itu juga tidak seperti kisah Nabi Isa alaihissalam dalam mengobati orang sakit. Karena, Nabi Isa hanya dengan mengusap orang sakit langsung sembuh, bahkan yang mati pun bisa hidup lagi. Sebagaimana dikatakan dalam Alquran:

“Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah”. (QS Ali Imran: 49)

Ustaz Sarwat mengatakan, proses penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa itu memang semata-mata mukjizat kenabian. Karena itu, boleh jadi Nabi Isa sama sekali tidak tahu teknis sesungguhnya dalam urusan pengobatan. Sedangkan pengobatan ala Rasulullah ini, menurut dia, 100 persen murni ilmu pengetahuan, bukan mukjizat.

Namun, penting untuk dicatat bahwa pengobatan ala nabi ini tidak menggantikan pengobatan medis modern yang didasarkan pada penelitian ilmiah. Pengobatan ala nabi dapat digunakan sebagai pendekatan tambahan atau komplementer dalam menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit, termasuk penyakit jantung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement