REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Anak pada dasarnya adalah cerminan dari tingkah laku dan pola didik orang tuanya, terutama ibu. Perlulah sekiranya mencontoh kebiasaan wanita-wanita salehah seperti dalam kisah pengamalan Fatimah RA.
Kisah tentang keteladanan Fatimah disampaikan Sayyidina Ali ketika ditanya oleh muridnya. Menurut Sayyidina Ali, Fatimah adalah putri yang sangat disayangi baginda Rasulullah SAW.
Sejak kecil Fatimah terbiasa membantu ayahnya menggiling gandum hingga terdapat beberapa bekas di tangannya. Fatimah juga terbiasa mengerjakan pekerjaannya sendiri dan sering membantu ibundanya Sayyidina Khadijah untuk membersihkan rumah.
Suatu ketika, rumah Rasulullah SAW kedatangan beberapa hamba sahaya yang berniat menjadi pembantu. Fatimah pun pergi untuk mengabarkan ayahnya yang saat itu sedang berada di sebuah majelis.
Namun, majelis dipenuhi para sahabat. Fatimah pun mengurungkan niatnya dan kembali ke rumah karena sifatnya yang pemalu.
Keesokan harinya, Rasulullah SAW bertanya kepada Fatimah tentang perihal kedatangannya ke majelis kemarin. Lalu, Fatimah menceritakan tujuan kedatangannya.
Saat itu, Sayyidina Ali berkata kepada Rasulullah SAW bahwa dia yang menyuruh istrinya Fatimah untuk mendatangi Rasulullah SAW agar dapat mempekerjakan seorang hamba sahaya di rumah mereka, mengingat selama ini Fatimah selalu mengerjakan segala urusan rumah seorang diri.
Baca juga: Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan
Dalam riwayat lain, Fatimah berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, aku dan Ali hanya memiliki sebuah alas tidur dari kulit kambing. Malam hari kami gunakan untuk tidur dan pagi hari kami gunakan sebagai tempat rumput untuk memberi makan unta."
عَنْ عَلِيٍّ أَنَّ فَاطِمَةَ عَلَيْهِمَا السَّلَام شَكَتْ مَا تَلْقَى فِي يَدِهَا مِنْ الرَّحَى فَأَتَتْ االنَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْأَلُهُ خَادِمًا فَلَمْ تَجِدْهُ فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لِعَائِشَةَ فَلَمَّا جَاءَ أَخْبَرَتْهُ قَالَ فَجَاءَنَا وَقَدْ أَخَذْنَا مَضَاجِعَنَا فَذَهَبْتُ أَقُومُ فَقَالَ مَكَانَكِ فَجَلَسَ بَيْنَنَا حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ قَدَمَييْهِ عَلَى صَدْرِي فَقَالَ أَلَا أَدُلُّكُمَا عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ إِذَا أَوَيْتُمَا إِلَى فِرَاشِكُمَا أَوْ أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا فَكَبِّرَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَسَبِّحَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَاحْمَدَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَهَذَا خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ وَعَنْ شُعْبَةَ عَنْ خَالِدٍ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ قَالَ التَّسْبِيحُ أَرْبَعٌ وَثَلَاثُونَ
Dari [Ali] bahwa Fatimah mengadukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam perihal tangannya yang lecet akibat mengaduk gandum, maka Fatimah datang kepada beliau dan meminta seorang pelayan, tetapi dia tidak menemui beliau, lalu Fatimah menitipkan pesan kepada Aisyah. Ketika Nabi datang, Aisyah pun menyampaikan pesan kepada beliau. Ali melanjutkan, "Kemudian beliau datang kepada kami ketika kami tengah berbaring (di tempat tidur), maka akupun bangkit berdiri, namun beliau bersabda, 'Tetaplah pada tempat kalian berdua.' kemudian beliau duduk di samping kami sampai aku merasakan dinginnya kedua telapak kaki beliau, lalu beliau bersabda, 'Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang lebih baik bagi kalian berdua daripada seorang pelayan, apabila kalian berdua hendak tidur maka bertakbirlah kepada Allah sebanyak tiga puluh tiga kali, bertasbihlah sebanyak tiga puluh tiga kali dan bertahmidlah sebanyak tiga puluh empat, dan ini semua lebih baik bagi kalian berdua daripada seorang pelayan."
Melalui kisah ini, Sayyidina Ali menjelaskan bahwa ucapan istrinya merupakan bentuk penerimaan dengan sepenuh hati saran dari ayahnya, Muhammad SAW, untuk ikhlas dan semangat melakukan kewajibannya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga.
Saran Rasulullah untuk selalu bertasbih juga terus diamalkan Fatimah. Dia juga mengajarkannya kepada anak-anaknya, Hasan dan Husain, untuk senantiasa bergantung kepada Allah SWT agar selalu diberi kemudahan dan kekuatan dalam menjalankan setiap perbuatan.