Jumat 16 Jun 2023 16:55 WIB

Kisah Bunga Turki Usmani yang 'Membunuh' Ekonomi Penjajah Belanda

Ekonomi Belanda pernah runtuh hanya karena bunga dari Turki Usmani.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Pengendara sepeda melewati taman penuh tulip di Neuenburg, Jerman, Rabu, 13 April 2022. Menteri Ekonomi Robert Habeck mengatakan Jerman harus mulai menghemat energi sekarang agar lebih mandiri dari ketergantungan bahan bakar fosil Rusia.
Foto:

satu umbi dari varietas baru biasa dijadikan sebagai mas kawin oleh kalangan orang kaya dan diterima oleh pengantin wanita. Bahkan, saking populernya tulip saat itu, pabrik usaha dan rumah rela dijual demi koleksi umbi langka yang terkenal dengan kualitasnya.

Demam Tulip mencapai puncaknya di Belanda selama periode 1633-1637 khususnya. Menurut British Encyclopedia "Britannica", sebelum tahun 1633, perdagangan tulip di Belanda hanya terbatas pada petani profesional dan ahli.

Namun harga yang terus meningkat telah memikat banyak keluarga dari kelas menengah dan orang miskin untuk berspekulasi di pasar tulip. Rumah, real estat, dan industri digadaikan supaya bisa membeli umbi tulip untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi.

Pada abad ke-16, bunga tulip di Eropa bahkan menjadi mata uang yang berharga. Ini karena, bagi orang Eropa, bunga tersebut terlihat seperti dari dunia maya karena penampilannya yang unik dan tidak biasa. Tulip menjadi elemen mewah dan unik yang hanya ada di taman orang kaya. Kalau di taman rumah orang kaya tidak ada bunga tulip, ini menjadi tanda tidak punya selera, kurang bangsawan, dan kurang kaya.

Pada pertengahan abad ke-17, .....Lihat halaman berikutnya >>

photo
Kebun bibit tulip S. Schouten membuat pesan dukungan pada #StayStrong (Tetap Kuat) di tengah pandemi coronavirus dengan cara memotong kepala bunga di ladang tulip di Bant, Belanda, Ahad (26/4) - ( AP / Stef Hoffer)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement