Rabu 14 Jun 2023 15:19 WIB

Jeritan Orang Kafir di Hadapan Malaikat Saat Dicabut Nyawanya, Lalu Apa yang Terjadi?

Proses pencabutan nyawa orang kafir akan sangat rumit

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi orang meninggal. Proses pencabutan nyawa orang kafir akan sangat rumit
Foto:

Rohnya lantas berpencar-pencar di badannya. Malaikat itu pun mencabut rohnya sebagaimana dia mencabut besi tusuk dari kain wol yang basah. Jika malaikat pencabut nyawa sudah mengambil rohnya, malaikat lain tidak membiarkan roh itu ada di tangan malaikat pencabut nyawa sekejap mata pun hingga mereka meletakkannya di atas kain itu. Kain itu mengeluarkan bau busuk seperti bau bangkai di bumi. Para malaikat membawanya naik. Mereka tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan bertanya, "Apa bau yang busuk ini?"

Para malaikat yang membawa rohnya menjawab, "Dia fulan bin fulan." Sebutan nya begitu buruk sebagaimana namanya dipanggil di dunia. Langit itu tidak terbuka ketika diminta untuk dibukakan baginya. Rasulullah SAW pun membacakan ayat, "Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit, dan tidak (pula) mereka masuk ke surga hingga unta masuk ke lubang jarum." (QS al-Araf: 40).

Allah SWT berfirman, "Tulislah kitabnya di dalam penjara di bumi yang bawah." Rohnya dilemparkan dengan sekali lemparan. Nabi SAW kemudian membacakan ayat, "Dan barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka seolah-olah ia jatuh dari langit lalu disambar burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." (QS al-Hajj:31). Rohnya lantas dikembalikan ke badan.  

Setelah itu, dua malaikat mendatanginya seraya bertanya, " Siapakah Rabbmu? Dia menjawab, "Hah-hah, aku tidak tahu." "Siapakah orang yang diutus di tengah kalian ini?" tanya dua malaikat. "Hah-hah, aku tidak tahu," jawabnya.

Lalu, ada penyeru yang berseru dari arah langit. "Hamba-Ku ini telah berdusta. Maka bentangkanlah neraka baginya dan bukakanlah pintu yang menuju neraka." Maka didatangkanlah kepada panas dan racun neraka dan kuburnya disempitkan hingga tulang-tulangnya terlepas. Dia didatangi seorang lelaki yang buruk wa jah nya, buruk pakaiannya, dan mengeluarkan bau busuk. Seraya berkata, "Terima lah kabar yang menyedihkanmu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu."

Hamba itu bertanya, "Siapa engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang sam bil membawa keburukan." Orang yang datang menjawab, "Aku adalah amalmu yang buruk." Hamba itu berkata, "Ya Rabbi, janganlah Engkau datangkan hari kiamat."

Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini

Di dalam buku ar-Ruh wan-Nafs karya al-Hafizh Abu Abdullah bin Mandah diterangkan bagaimana hamba yang kafir mendapatkan siksa kubur. Ketika roh di kembalikan lagi ke tempatnya berbaring, Munkar dan Nakir mendatanginya sambil menaburkan tanah dengan kedua taringnya. Mereka menggali tanah dengan rambutnya. Suaranya seperti halilintar yang menggelegar sementara pandangannya seperti kilat yang menyambar.

Dua malaikat ini mendudukkan mayat itu kemudian berkata, "Siapakah Rabbmu? Dia menjawab, "Aku tidak tahu." Kemudian, ada yang berseru dari arah samping kubur. "Kamu memang tidak tahu."

Malaikat Munkar dan Nakir memukulinya dengan tongkat besi. Meski timur dan barat menyatu, puukulan ini tidak berkurang. Kuburnya pun menyempit hingga tulangtulang rusuknya tercecer. Pintu neraka dibukakan di hadapannya. Dia melihat tempat duduk di dalam neraka itu hingga tiba hari kiamat. Wallahu'alam.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement